Fakta Terkini Kasus Tewasnya Siswa SD di Inhu

Posted on

Seorang siswa SD berinisial K (8) di Indragiri Hulu (Inhu), Riau meninggal dunia diduga akibat dianiaya senior. Berikut sejumlah fakta terkini terkait kasus tersebut.

Diketahui K tewas pada Mei 2025 lalu. Orang tua K lalu melaporkan kasus kematian anaknya itu ke polisi.

Hal itu dilakukan lantaran korban diduga meninggal dunia secara tidak wajar. K diduga tewas akibat dianiaya senior di sekolah sekitar 5 orang.

Polisi kemudian menindaklanjuti laporan tersebut dengan memeriksa sejumlah saksi. Teranyar dokter forensik Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau membeberkan hasil autopsi terhadap jenazah K.

Berikut infoSumut rangkum fakta terkini kasus tewasnya seorang siswa SD berinisial K di Inhu:

Polisi masih terus mengusut kasus tewasnya siswa SD di Indragiri Hulu, Riau. Setidaknya sudah ada 20 saksi yang diperiksa mulai dari senior hingga tukang urut.

“Dari laporan itu ada 22 orang diperiksa. Ada guru, dokter sampai senior korban,” terang Kapolres Indragiri Hulu, AKBP Fahrian Saleh Siregar, Rabu (4/6/2025).

Selain itu, ada pula tukang urut sebanyak dua orang diperiksa. Pemeriksaan tukang urut karena korban sempat dibawa orang tuanya saat mengeluh sakit.

“Dari keterangan menyatakan kalau sebelum meninggal korban mengeluhkan sakit, lalu dilakukan treatment dibawa ke tukang urut dua orang perempuan. Setelah itu ada keluhan dan dibawa ke dokter di klinik,” kata Fahrian.

Sementara dari pihak sekolah, penyidik Satreskrim Polres Inhu sudah memeriksa kepala sekolah hingga wali kelas. Pemeriksaan dilakukan secara maraton untuk mengungkap kondisi saat kejadian.

Dokter Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau mengungkap hasil pemeriksaan terhadap jenazah K, siswa SD tewas diduga tewas akibat dianiaya senior di Indragiri Hulu.

“Atas izin penyidik kami sampaikan hasil autopsi 27 Mei di RSUD Indrasari Rengat. Saya didampingi dokter Indrayana beserta tim lainnya,” terang dokter Forensik, AKBP Supriyanto, Rabu (4/6/2025).

Supriyanto mengungkap hasil pemeriksaan ditemukan luka memar di tubuh korban. Ini juga didukung fakta-fakta pemeriksaan dan pendukung lain.

“Hasil yang didasari fakta pemeriksaan, penunjang dan pendukung lain. Pada pemeriksaan mayat korban berusia 8 tahun ditemukan memar pada perut sebelah kiri, memar pada paha kiri,” kata Supriyanto.

Luka-luka itu terjadi akibat benda tumpul. Termasuk ditemukan fakta ada kelainan kebocoran pada usus akibat usus buntu.

“Yang diakibatkan oleh kekerasan tumpul. Kami juga menemukan kelainan kebocoran pada daerah usus di perut sebelah kanan. Kami menyimpulkan sebab mati pada mayat ini akibat infeksi sistemik dari pecahnya usus buntu,” kata Supriyanto.

Pemeriksaan juga dilakukan oleh dokter Forensik dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Riau, dr Indrayana. Termasuk dokter forensik lain yang ikut memeriksa mayat korban.

Sebelumnya, orang tua K mengambil langkah hukum dengan melaporkan teman-teman sebaya korban. Sebab, sebelumnya diduga terlibat cekcok hingga terjadi penganiayaan.

“Jenazah K telah menjalani proses autopsi pada malam tadi. Proses ini dilakukan untuk mengungkap penyebab pasti kematian korban,” kata Kapolres Indragiri Hulu AKBP Fahrian Saleh Siregar, Selasa (27/5) lalu.

Fahrian mengungkap laporan orang tua korban menyebut anaknya di-bully dan mengalami kekerasan fisik. Namun kasus itu masih ditangani oleh Satreskrim Polres Indragiri Hulu.

1. Sudah 22 Saksi Diperiksa

2. Hasil Autopsi

3. Orang Tua Laporkan Teman Sebaya Korban