Seratusan umat Kristiani mengikuti ibadah Jalan Salib di Gereja Katedral Medan pagi ini. Namun, tahun ini Gereja Katedral Medan meniadakan Tablo Jalan Salib.
Berdasarkan pantauan infoSumut, Jumat (18/4/2025), seratusan Umat Kristiani di Gereja Katedral Medan berpindah dari satu perhentian ke perhentian lainnya hingga titik terakhir di perhentian 14. Dalam setiap perhentian, Pastor membacakan doa dan menjelaskan mengenai peristiwa kesengsaraan Yesus.
“Ibadah jalan salib kita adakan tahun ini sejak pagi untuk mengenang kisah sengsara Yesus untuk kita mendalami, sebenarnya Yesus mengalami sengsara dan kesusahan sebelum dia disalibkan dan bertemu Bapa di surga,” ungkap Sekretaris I Katedral Medan Yosef Agustinus, Jumat (18/4/2025).
Lebih lanjut, Yosef menyebutkan jika Ibadah Jalan Salib ini sebagai bentuk penggambaran Yesus yang tidak mengeluh saat mengalami kesusahan
“Jadi kita sendiri sebagai umat manusia tidak akan terlepas dari kesusahan di mana kita harus menghadapi itu dan kita harus mencontoh Yesus tidak mengeluh begitu ada kesengsaraan dan kesusahan dia tidak mengeluh dia menjalankan sesuai kehendak Tuhan,” ujarnya.
“Jadi hendaklah kita mencontoh Yesus dalam jalan salib ini kita lebih mendalami bahwa sengsara Yesus itu lebih dari yang sudah kita alami,” lanjut Yosef.
Sementara itu, Yosef menyebutkan bahwa Ibadah Jalan Salib di Gereja Katedral Medan dilakukan tanpa adanya Tablo atau Teatrikal. Hal ini dilakukan untuk lebih memaknai Ibadah Jalan Salib.
“Jalan Salib tahun lalu itu kita lakukan Tablo, yaitu jalan salib tapi dalam bentuk drama yang dipentaskan, tetapi tahun ini jalan salib tanpa ada Tablo. Dengan kita mengikuti jalan salib dari satu per satu perhentian kita lebih memaknai arti dari jalan salib dengan sebenarnya. Kalau pas teater itu kita seperti menonton tapi tidak memaknai apa yang sudah dijalankan Yesus,” jelasnya.
Terkait Ibadah Jalan Salib ini, Yosef berharap agar masyarakat dapat lebih tegar dalam mendapatkan cobaan hidup dan mampu menemukan solusi terbaik.
“Kita mengharapkan bahwa kita bisa meneladani apa yang sudah dilakukan Yesus tidak pernah mengeluh dalam hidup walaupun kesusahan dan kesedihan yang kita alami setiap hari, itu adalah bagian untuk lebih dekat kepada Tuhan,” pungkasnya.