Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution menerima audiensi pengurus PSMS Medan di Rumah Dinas Gubsu hari ini. Kata Bobby ada tiga poin yang dibahas dalam pertemuan itu.
“Poin pertama tentang stadion yang bisa dijadikan homebase PSMS, yang kedua tentang tempat latihannya dan mess. Kemudian yang ketiga tentang lain-lain, ya masih rahasia,” ungkap Bobby, Senin (23/6/2025).
Bobby menyebutkan bahwa poin 1 dan poin ke-2 telah disepakati bersama dengan pengurus PSMS Medan. Adapun poin ke-1 membahas tentang Stadion Teladan yang menjadi kandang utama tim Ayam Kinantan.
“Poin 1 dan 2 tadi sudah kami sepakati kalau PSMS memang kandang utamanya dari awal itu Stadion Teladan ya, namun hari ini memang ada pekerjaan antara Pemko Medan dan Kementerian PU,” ujar mantan Wali Kota Medan itu.
“Kita sepakat sebenarnya inginnya adalah Stadion Teladan, cuma yang punya kan Pak Wali, tapi tidak ada pak Wali, tidak bisa kita bahas panjang, mungkin kalau udah selesai, keinginan kita menjadi stadion utamanya di sana,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Bobby menuturkan bahwa PSMS bisa memanfaatkan fasilitas Stadion Utama Sumut yang sempat digunakan untuk perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 lalu.
“Namun menunggu itu, tadi saya sampaikan agar stadion yang sudah digunakan PON, jadi silahkan kalau PSMS sudah mau menggunakan stadion utama Sumut yang berada di Deli Serdang. Makanya saya sampaikan karena PSMS secara management ini profesional yang berbadan hukum, jadi administrasinya harus tertib agar bisa digunakan sebaik-baiknya,” kata Bobby.
Bobby juga sempat menyinggung terkait lokasi mess dan Training Camp (TC) untuk para pemain PSMS Medan. Ia mengatakan bahwa fasilitas yang berada di Pancing bisa dimanfaatkan.
“Kedua, untuk TC dan Mess, kita sampaikan kalau mau digunakan Pancing ada asrama yang bisa digunakan dan tempat latihan di sana bisa digunakan, silahkan saja,” kata Bobby.
Namun, Bobby enggan untuk membeberkan poin ketiga. Ia pun menanggapi awak media yang bertanya soal wacana PSMS bakal dijadikan BUMD.
“Poin terakhir rahasia. (Rencana BUMD) ini kan poin ketiga, ini masalah sensitif yang tidak bisa kita bicarakan dalam waktu sejam dua jam, sehari dua hari,” pungkasnya.
