Gunung Marapi kembali erupsi tadi pagi dengan ketinggian kolom abu mencapai 1.600 meter dari atas puncak. Badan Geologi Kementerian ESDM mengingatkan warga sekitar untuk waspada, karena kondisi gunung yang masih rentan erupsi.
“Masih rentan terjadinya erupsi akibat dari terbentuknya akumulasi atau peningkatan tekanan, meskipun tidak sebesar Desember 2023 silam. Hal ini harus tetap kita waspadai,” dalam keterangan Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid yang diterima infoSumut.
Menurut Wafid, erupsi yang terjadi pukul 07.23 WIB tadi merupakan bentuk pelepasan dari akumulasi tekanan fluida pada tubuh Gunung Marapi. Data menunjukkan adanya kecenderungan inflasi pada tubuh gunung api yang menyebabkan medium tubuh gunung api masih belum stabil.
“Erupsi yang terjadi pagi ini merupakan bentuk pelepasan dari akumulasi tekanan fluida pada tubuh Gunung Marapi. Data pemantauan sampai saat ini menunjukkan adanya kecenderungan inflasi pada tubuh gunungapi yang menyebabkan medium tubuh gunung api masih belum stabil,” katanya.
Hingga saat ini Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan Gunung Marapi berstatus Level II (Waspada). Status itu ditetapkan sejak 1 Desember 2024.
“Status gunung tetap Level II atau Waspada,” katanya lagi.
Erupsi Marapi Rabu (23/7/2025) terjadi 07.23 WIB yang terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30,5 milimeter dan durasi 1 menit 18 info.
Kolom erupsi teramati dari Pos Pengamatan setinggi 1.600 meter di atas puncak berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah tenggara.