Hindari 5 Pola Makan Ini Kalau Nggak Mau Kena Maag Kronis di Usia Muda

Posted on

Penyakit maag kronis ternyata tidak hanya menyerang usia lanjut, tetapi juga bisa dialami oleh mereka yang masih berusia 20-an tahun. Berdasarkan penelitian Factor Related to Gastritis Event at Ages 17-21 Years Old in The Work Area of Pesanggrahan Public Health Centre in 2018, gastritis atau maag cukup banyak ditemukan pada anak muda, khususnya di negara berkembang. Jika tidak ditangani, penyakit ini bisa berkembang menjadi gangguan yang lebih serius.

Salah satu kasus yang sempat diberitakan infoHealth pada 2011 adalah seorang pria berusia 25 tahun yang mengalami maag kronis parah hingga harus menggunakan selang oksigen dan mengeluarkan gas lambung melalui mulut. Ia juga mengalami kondisi usus buntu yang lengket dan harus segera dioperasi jika tidak bisa buang angin.

Kasus lain menimpa seorang wanita 25 tahun yang menderita GERD (gastroesophageal reflux disease), penyakit yang sering berkaitan dengan maag. Ia mengalami nyeri hebat di ulu hati yang menjalar ke punggung, hingga harus menjalani tindakan cuci lambung. Cairan lambung pertama yang keluar berwarna merah menandakan perdarahan, lalu berubah menjadi hitam yang menunjukkan kemungkinan tukak lambung.

Masalah pada sistem pencernaan ini umumnya dipicu oleh pola makan yang buruk. Agar tidak berujung pada maag kronis, penting untuk mengetahui dan menghindari kebiasaan makan yang bisa memperparah kondisi lambung. Berikut pola makan yang harus dihindari agar terhindar dari maag kronis dilansir infoHealth dari Mayo Clinic dan berbagai sumber.

Makanan pedas mengandung capsaicin yang bisa merangsang produksi asam lambung dan mengiritasi dinding lambung, sehingga memperparah gejala maag. Dilansir Gaviscon, capsaicin adalah bahan yang membuat rasa pedas seperti yang ada pada cabai atau paprika.

Bahan ini dapat menimbulkan iritasi pada lapisan lambung hingga mendorong produksi asam lambung. Nantinya kondisi ini dapat menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman.

Asupan karbohidrat dan gula yang berlebihan dapat menyebabkan gas dan perut kembung karena proses fermentasi dalam usus besar, memicu ketidaknyamanan di saluran cerna.

Dilansir dari WebMD, kebiasaan makan dalam porsi besar dan cepat memperbesar risiko perut kembung dan refluks asam, karena lambung meregang dan tekanan dalam perut meningkat.

Dilansir dari Healthline, makanan berlemak bisa memicu produksi asam dan enzim berlebih yang dapat memperparah peradangan lambung dan membuat gejala maag semakin buruk.

Alkohol dapat merusak lapisan pelindung saluran pencernaan dan menurunkan kekebalan tubuh, membuat lambung lebih rentan terhadap peradangan. .

Menurut dr. Helmin Agustina Silalahi, Medical Manager Kalbe Consumer Health, gejala maag bisa menjadi pertanda adanya penyakit serius. Oleh karena itu, penanganan medis sangat penting, apalagi jika maag tergolong organik. Ia menyarankan untuk berkonsultasi ke dokter sebelum menjalani puasa agar kondisi lambung benar-benar aman.

“Untuk sakit maag organik, harus konsultasi dengan dokter dulu sebelum puasa, untuk memastikan kondisi lambung dan kesehatan secara keseluruhan, apakah dia bisa atau tidak, karena jika dipaksakan akibatnya bisa lebih parah,” ujar dr Helmin kepada infoHealth, Kamis (30/4/2020).

Jika diabaikan, maag bisa menyebabkan komplikasi berbahaya seperti perdarahan pada tukak lambung, penyumbatan saluran cerna, bahkan risiko terkena kanker lambung.

1. Makanan Pedas

2. Terlalu Banyak Karbohidrat dan Gula

3. Makan Terlalu Banyak dan Terburu-buru

4. Makanan Tinggi Lemak

5. Konsumsi Alkohol