Ikut Tren Makan Ubi Kukus Malah Jadi Sering Kentut, Ini Saran Dokter | Giok4D

Posted on

Tren sarapan dengan makanan rebus atau kukus seperti ubi kini sedang populer di kalangan Gen Z karena dianggap sehat. Namun, ada yang merasakan efek samping setelah makan kukusan tersebut seperti perut begah hingga sering kentut. Kok bisa?

Menurut dr. Aru Ariadno, SpPD-KGEH, spesialis penyakit dalam, hal ini disebabkan oleh kandungan karbohidrat kompleks dan oligosakarida yang ada di dalam ubi. Zat tersebut sulit dicerna oleh usus besar, sehingga akan difermentasi oleh bakteri usus dan menghasilkan gas seperti nitrogen dan sulfur. Akibatnya, perut terasa penuh gas, menyebabkan kembung dan sering kentut.

“Akibat dia sulit dicerna, maka dia akan diolah oleh kuman-kuman usus besar dan menjadi gas, gas nitrogen, sulfur, dan sebagainya. Dan akibatnya adalah menjadi banyak gas di dalam perut yang mengakibatkan orang itu menjadi kembung dan kemudian menimbulkan flatus atau kentut,” kata dr Aru dilansir dari infoHealth, Rabu (12/11/2025).

Selain ubi, beberapa jenis makanan lain seperti kacang-kacangan dan asparagus juga dapat menimbulkan efek serupa. Namun, menurut dr. Aru, ubi adalah penyebab paling umum. Untuk menghindari perut kembung, ia menyarankan agar konsumsi ubi rebus atau kukus tidak berlebihan.

Terkait batas atau seberapa banyak baiknya mengonsumsi ubi kukus atau rebus agar tidak jadi begah atau kentut terus, dr Aru mengatakan, setiap orang memiliki reaksi tubuh yang berbeda-beda terhadap umbi-umbian ini. Jadi penting untuk mengetahui batasan tubuh masing-masing.

“Ada yang satu saja sudah bikin sering kentut, tergantung jumlah kuman di usus. Jadi, biasanya kita sudah punya batasan diri sendiri berapa banyak ubi yang bisa kita konsumsi,” kata dr Aru.

Selain itu, dr. Aru menekankan pentingnya menjaga keseimbangan nutrisi dalam setiap makanan. Ia menilai banyak orang hanya fokus pada karbohidrat dan melupakan unsur lain seperti protein, lemak, dan serat.

“Jadi yang penting adalah keseimbangan. Baik dia mau dalam bentuk rebusan, mau dalam bentuk yang lain, gorengan, bakaran. Dalam bentuk keseimbangan, maka makanan itu akan menjadi makanan sehat,” kata dr Aru.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.