Indonesia Masih Nego Agar Donald Trump Mau Turunkan Tarif

Posted on

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenakan tarif 19% ke setiap barang impor dari Indonesia. Pemerintah Indonesia pun masih berusaha melakukan negosiasi agar tarif tersebut dapat diturunkan.

Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan, pemerintah Indonesia berupaya untuk menyelesaikan proses negosiasi sebelum tanggal 1 September 2025. Harapannya, tarif impor AS untuk barang-barang dari Indonesia bisa turun.

“Mudah-mudahan sebelum 1 September sudah selesai, kan masih banyak yang akan kita usahakan untuk lebih bagus,” ujarnya dikutip infoFinance Jumat (7/8/2025).

Budi berharap agar tak hanya tarif turun, tetapi sejumlah komoditas ekspor RI bisa dikenakan tarif 0%. Budi mengatakan, pemerintah akan berupaya negosiasi agar produk-produk yang tidak diproduksi AS dapat tarif 0%.

“Jadi kita kan ini masih proses negosiasi. Kita kan juga ingin ada komoditas ini yang tidak diproduksi oleh Amerika itu bisa mendapatkan (bebas tarif),” ujarnya tanpa merincikan produk-produk apa saja itu.

Pemerintah Indonesia sendiri telah beberapa kali melakukan negosiasi dengan pemerintah AS. Pertama, saat Presiden Trump mengumumkan tarif resiprokal untuk barang-barang Indonesia sebesar 32%.

Negara-negara mitra AS pun mendapat kelonggaran untuk bernegosiasi selama kurang lebih 3 bulan sebelum tarif baru ditetapkan. Kala itu, tarif yang berlaku sementara sebesar 10%. Selama jeda 3 bulan itu pemerintah Ri bernegosiasi hingga akhirnya ditetapkan tarif 19% untuk bulan Agustus ini.

“Kan sambil berunding kan akhirnya kita dapat 19%. Nah sekarang resiprokal diberlakukan tanggal 7 (Agustus), sambil kita berunding lagi, karena memang dikasih kesempatan untuk berunding (sampai September),” jelasnya.

Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso juga sempat bicara tentang negosiasi tarif dengan AS. Meski tarif sudah ditetapkan 19%, menurutnya masih ada ruang negosiasi bagi RI.

Susiwijono menyebut pemerintah Indonesia sedang nego agar beberapa komoditas Indonesia yang dibutuhkan AS tidak dikenakan tarif 19%, melainkan 0%. Produk tersebut mulai dari minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO), kopi, kakao, nikel, karet, hingga produk-produk pertanian jika ada ekspor ke AS.

“Ada beberapa produk komoditas kita yang istilahnya itu sangat dibutuhkan AS, tidak bisa diproduksi di sana, tapi sangat reliable kalau diekspor dari Indonesia. Itu kita nego supaya tarifnya 0%. Itu banyak produknya sedang kita nego mulai CPO, kopi, kakao, sampai nikel ada list produknya cukup banyak,” kata Susiwijono kepada wartawan di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (18/7).

Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso juga sempat bicara tentang negosiasi tarif dengan AS. Meski tarif sudah ditetapkan 19%, menurutnya masih ada ruang negosiasi bagi RI.

Susiwijono menyebut pemerintah Indonesia sedang nego agar beberapa komoditas Indonesia yang dibutuhkan AS tidak dikenakan tarif 19%, melainkan 0%. Produk tersebut mulai dari minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO), kopi, kakao, nikel, karet, hingga produk-produk pertanian jika ada ekspor ke AS.

“Ada beberapa produk komoditas kita yang istilahnya itu sangat dibutuhkan AS, tidak bisa diproduksi di sana, tapi sangat reliable kalau diekspor dari Indonesia. Itu kita nego supaya tarifnya 0%. Itu banyak produknya sedang kita nego mulai CPO, kopi, kakao, sampai nikel ada list produknya cukup banyak,” kata Susiwijono kepada wartawan di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (18/7).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *