Shor video atau video pendek di media sosial seperti TikTok dan Reels kini menjadi hiburan utama banyak orang. Namun, konsumsi yang berlebihan dapat menimbulkan dampak negatif pada kesehatan otak, yang belakangan dikenal dengan istilah ‘brain rot’.
Istilah ini digunakan untuk menggambarkan menurunnya fokus, konsentrasi, serta kemampuan berpikir akibat terlalu sering mengonsumsi konten cepat dan serba instan. Anak-anak dan remaja disebut sebagai kelompok dengan risiko tertinggi. Lalu, apakah orang dewasa sepenuhnya terbebas dari bahaya tersebut?
Dokter spesialis bedah saraf, dr Dimas Rahman Setiawan, SpBS, menilai bahwa anak-anak lebih mudah terpengaruh karena kemampuan mereka dalam menjaga konsentrasi belum sematang orang dewasa.
“Kalau kita yang sudah mature, yang sudah dewasa mungkin sudah bisa bagaimana cara berkonsentrasi,” kata dr Dimas.
Namun, ia mengingatkan bahwa risiko ‘brain rot’ tetap dapat terjadi pada orang dewasa.
“Tapi risikonya itu tetap juga ada pada orang dewasa,” sambungnya.
dr Dimas menjelaskan bahwa menonton video pendek secara berlebihan dapat memicu adiksi terhadap stimulasi cepat. Pada tahap yang lebih berat, kondisi ini bahkan bisa mengarah pada depresi.
Menurutnya, paparan dari video pendek membuat otak terbiasa mengharapkan gratifikasi cepat. Jika adiksi yang dirasakan sudah parah, seseorang bahkan bisa kesulitan untuk kembali berkonsentrasi dan mempertahankannya udah waktu yang lama.
Sehingga, orang yang sudah kecanduan video pendek akan sulit menentukan prioritas dalam melaksanakan pekerjaan dan tanggung jawab sehari-hari.
“Sehingga pada saat mereka mengalami masalah, mereka belum bisa mencerna apa sebenarnya masalah yang terjadi, belum bisa breakdown [memecah] bagaimana solusinya, akhirnya terjun ke arah depresi seperti itu. Jadi menurut saya itu bisa sangat terkait,” tandasnya.







