Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.
Pemerintah Iran mengecam keras pernyataan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengklaim telah menyelamatkan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dari “kematian yang mengerikan dan memalukan.” Pernyataan tersebut dianggap sangat menyinggung oleh pihak Iran.
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyebut ucapan Trump itu sebagai hal yang “tidak sopan dan tidak dapat diterima.”
“Jika Presiden Trump sungguh-sungguh ingin mencapai kesepakatan, ia harus mengesampingkan nada tidak sopan dan tidak dapat diterima terhadap Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei, dan berhenti menyakiti jutaan pendukungnya yang tulus,” tulis Araghchi di akunnya di platform media sosial X, dilansir infoNews dari kantor berita AFP, Sabtu (28/6/2025).
Sebelumnya, Amerika Serikat dilaporkan meluncurkan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran pada akhir pekan lalu. Serangan tersebut dilakukan di tengah konflik selama 12 hari yang dimulai sejak 13 Juni, di mana AS turut serta dalam kampanye serangan udara Israel terhadap program nuklir Iran.
Kemarahan pemerintah Iran muncul setelah Trump membuat pernyataan kontroversial di platform Truth Social miliknya. Dalam unggahannya, Trump mengklaim mengetahui lokasi persembunyian Khamenei dan menyatakan bahwa ia tidak mengizinkan Israel atau militer AS untuk menghabisi pemimpin tertinggi Iran itu.
“Saya tahu PERSIS di mana dia berlindung, dan tidak akan membiarkan Israel, atau Angkatan Bersenjata AS, yang sejauh ini merupakan yang Terhebat dan Terkuat di Dunia, mengakhiri hidupnya,” tulis Trump.
“SAYA MENYELAMATKANNYA DARI KEMATIAN YANG SANGAT BURUK DAN MEMALUKAN, dan dia tidak perlu berkata, ‘TERIMA KASIH, PRESIDEN TRUMP!'”
Trump juga mengaku sempat berupaya mencabut sanksi terhadap Iran-sesuai dengan salah satu tuntutan utama Teheran. Namun, karena tanggapan yang ia terima justru berisi kemarahan dan penolakan, ia menyatakan menghentikan seluruh proses negosiasi tersebut.
Meski Trump mengklaim bahwa pembicaraan baru akan segera dimulai, pihak Iran telah membantah akan melanjutkan perundingan terkait program nuklir dengan Amerika Serikat.