Wilayah Lebanon Selatan diserang Israel via udara. Serangan itu mengakibatkan empat orang tewas dan tiga lainnya terluka.
Serangan Isrel ke Lebanon ini sangat mengkhawatirkan dan terus mengalami peningkatan. Padahal kedua belah pihak sudah sepakat melakukan gencatan senjata sejak November 2024.
“Serangan udara Israel di distrik Nabatiyeh menewaskan empat orang dan melukai tiga orang dalam jumlah korban awal,” kata Kementerian Kesehatan Lebanon, dilansir infoNews dari AFP, Minggu (2/11/2025),
Pasca ada keputusan gencatan senjata, Israel masih mempertahankan pasukan di lima wilayah di Lebanon Selatan. Selain itu Israel terus melancarkan serangan udara rutin yang diklaim menargetkan Hizbullah.
Berdasarkan laporan Kantor Berita Nasional Lebanon, tentara Israel melakukan serangan ke sebuah mobil ‘dengan peluru kendali’ sekitar pukul 22.30 (20.30 GMT) Sabtu malam.
Presiden Lebanon Joseph Aoun telah menyerukan perundingan dengan Israel pada pertengahan Oktober, setelah Presiden AS Donald Trump menengahi gencatan senjata di Gaza.
Namun Aoun menuduh Israel menanggapi seruannya untuk berunding dengan meningkatkan serangan terhadap negaranya.
Diketahui, Hizbullah pertama kali melancarkan serangan lintas batas ke Israel setelah pecahnya perang di Gaza pada Oktober 2023.
Hal itu memicu konflik yang berlangsung lebih dari setahun dan berpuncak pada perang terbuka selama dua bulan sebelum gencatan senjata pada tahun lalu disepakati.
Kelompok Islamis yang menentang Israel ini telah sangat dilemahkan oleh perang tersebut, tetapi tetap tangguh secara finansial dan bersenjata.
Amerika Serikat telah meningkatkan tekanan kepada otoritas Lebanon untuk melucuti senjata kelompok tersebut, sebuah rencana yang ditentang oleh Hizbullah dan sekutunya.
