Banyak orang seringkali tergoda untuk berbaring setelah makan berat. Hati-hati, kebiasaan ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
Setelah makan, tubuh kita akan mulai memperoses makanan itu untuk menjadi nutrisi maupun energi. Proses memecah makanan di dalam tubuh ini tentu membutuhkan waktu.
Dilansir infoHealth dari laman Sri Ramakrishna Hospital, gravitasi ternyata berperan penting dalam memindahkan makanan secara efisien melalui saluran pencernaan.
Jika berbaring setelah makan, bisa terjadi sensasi terbakar di dada atau nyeri ulu hati yang disebabkan asam lambung yang naik. Kondisi gangguan kesehatan ini disebut dengan penyakit refluks gastroesofageal (GERD).
Jika terus diabaikan, asam lambung dapat merusak lapisan kerongkongan dan mengakibatkan komplikasi lebih lanjut.
dr Rizka Novita Indriani, spesialis penyakit dalam menilai jika salah faktor risiko GERD selain merokok, ibu hamil, usia, dan stres,
memang berbaring setelah makan.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
“Berbaring setelah makan, hobi ya kita ya. Itu juga menyebabkan GERD,” kata dr Rizka, Kamis (5/6/2025).
Mengutip dari laman Very Well Health, makanan dan minuman membutuhkan waktu yang berbeda-beda untuk melewati lambung dan usus halus. Cairan bening, seperti air dan jus melewati lambung dengan cepat. Sementara, makanan padat terutama yang berlemak tinggi paling lambat dicerna.
“Semakin lama (jeda waktu) untuk berbaring untuk tidur setelah makan, semakin baik,” kata dokter bersertifikat di penyakit dalam dan gastroenterologi sera Direktur Medis Senior Gastroenterologi di Southern Ohio Medical Center, Jesse Houghton MD.
Para ahli menyarankan untuk menunggu setidaknya 2-3 jam setelah makan. Periode ini akan membuat tubuh mencerna makanan secara efisien dan menurunkan risiko refluks asam.
Artikel ini sudah tayang di infoHealth, baca selengkapnya di .