Kebakaran hutan dan lahan di Rokan Hilir, Riau mulai berdampak kepada masyarakat. Bahkan, warga terpaksa harus mengungsi akibat kabut asap.
Penjabat Datuk Penghulu Rantau Panjang Kiri, Jefrianto menyebut hari ini api sudah mulai padam. Saat ini petugas gabungan sedang dalam proses pendinginan Satgas Darat
“Sementara api sudah tidak ada, tapi tinggal asap saja dan proses pendinginan dan dalam 2 hari lewat ini pekat,” kata Jefrianto, Selasa (22/7/2025).
Pria yang akrab disapa Ijep itu mengungkap jarak pendang sempat hanya 100 meter dua hari terakhir. Namun hari ini semakin cerah.
“Bahkan jarak pandang 100 meter pun tak nampak, sekarang sudah mendingan lah. Masyarakat juga sudah kami imbau pakai masker,” katanya.
Selain imbauan pakai masker, Ijep mencatat ada lima kepala keluarga di desanya harus mengungsi. Mereka mencari tempat aman karena asap pekat hingga kebakaran lahan mendekati pemukiman.
“Ada yang mengungsi lima kepala keluarga. Kemarin kami sudah cek langsung berikan bantuan sembako. Mereka mengungsi ke rumah-rumah keluarga, mengungsi bukan hanya karena asap tapi juga api sudah mendekati pemukiman,” kata Ijep.
Lahan terbakar sendiri merupakan lahan gambut. Sehingga lahan yang terbakar sulit untuk dipadamkan.
“Lahan terbakar itu lahan gambut, kebun sawit sudah jadi. Ada yang baru tanam, ada yang sudah tinggi,” katanya.
Sebagai kepala desa, Ijep meminta seluruh kepala dusun siaga. Termasuk patroli rutin di wilayahnya demi mencegah kebakaran susulan atau kebakaran meluas.
“Terbakar itu sudah sepekan terakhir. Kalau kami dari desa siaga dan kontrol terus, kepala dusun saya minta cek terus dan koordinasi sama Satgas Karhutla, jadi tiap hari laporan,” kata Ijep.
Pemerintah Provinsi Riau sendiri saat ini telah meningkatkan Status Tanggap Darurat imbas kebakaran hutan dan lahan. Status dinaikkan hari ini setelah sebelumnya masih berstatus Siaga Darurat Karhutla.