Kapolda Sumatera Utara (Sumut) Irjen Whisnu Hermawan Februanto mengatakan kasus pesan ancaman bom yang membuat pesawat Saudia Airlines SV-5726 rute Jeddah-Jakarta mendarat darurat di Bandara Kualanamu ditangani oleh Bareskrim Polri. Saat ini, pesan ancaman itu tengah didalami.
“Terkait dengan proses penyelidikan dari email tersebut, masih didalami oleh Bareskrim. Kami masih akan melakukan pendalaman di Jakarta karena ini informasi yang kita dapat dari luar negeri,” kata Wishnu saat konferensi pers di Bandara Kualanamu, Selasa (17/6/2025).
Whisnu mengatakan bahwa dari hasil pemeriksaan sementara, tidak ditemukan adanya bom tersebut di bagian pesawat. Meski begitu, untuk barang bawaan jemaah masih dalam proses pemeriksaan.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
“Hasil sementara dari pengecekan Jibom, Kodam, dan Paskhas, saat ini posisi pesawat dinyatakan clear, baik dari kabin maupun barang-barang yang diangkut di pesawat, tapi kami masih melakukan pendalaman terhadap barang bawaan dari para jemaah haji,” jelasnya.
Whisnu mengatakan pihaknya awalnya menerima informasi dari pihak bandara soal ancaman itu. Lalu, Polda Sumut bersama dengan Kodam I/BB dan petugas lainnya turun untuk melakukan pengecekan.
Jenderal bintang dua itu menyebut pihaknya lebih dulu mengamankan para penumpang dan mengevakuasinya.
“Kami melakukan kegiatan sesuai SOP yang ada, mengamankan penumpang lebih dulu, setelah itu, kami pengalaman terhadap pesawat. Sementara kronologis dan latar belakang masih kita damai karena ini masih dalam pendalaman dari informasi dari Jakarta dan Jeddah,” pungkasnya.
Kepala Kantor Otoritas Bandara Wilayah II Medan Asri Santosa membeberkan isi pesan ancaman bom yang ditujukan kepada pesawat Saudia Airlines rute Jeddah-Jakarta yang mendarat darurat di Bandara Kualanamu. Pesan ancaman itu berisi bahwa bom akan diledakkan jika pesawat mendarat di Jakarta.
“Di situ ada ancaman bom, dijelaskan bahwa pesawat akan diledakkan ketika nanti landing di Jakarta,” kata Asri.
Asri mengatakan pesan itu diterima Kementerian Perhubungan melalui email sekira pukul 07.30 WIB. Saat itu, pesawat sudah masuk wilayah Indonesia.
“Ketika melintasi wilayah Indonesia, itu kami dapat informasi jam 07.30 WIB, dari sebuah email yang masuk ke Jakarta,” jelasnya.
Dia menjelaskan pesan itu berbahasa Inggris. Pesan tersebut diduga terdeteksi dari Bombay atau Mumbai India.
Meski begitu, Asri belum memerinci lebih lanjut soal pesan itu. Dia meminta penjelasan lebih lanjut ditanyakan kepada Kementerian Perhubungan, selaku penerima pesan.
“Itu dalam bahasa Inggris, orang Bombay, India, detailnya nanti dari Kementerian Perhubungan saja karena yang menerima email adalah dari Kementerian Perhubungan. Jadi, saya tidak berwenang untuk menjawab itu,” jelasnya.