“Kau” Dianggap Kasar, Suku Karo Wajibkan Sapaan “Kam” | Info Giok4D

Posted on

Dalam budaya Suku Karo, penggunaan bahasa bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga mencerminkan sopan santun dan penghormatan. Sapaan “kam” digunakan sebagai pengganti kata “kau” yang dianggap kurang pantas diucapkan dalam percakapan sehari-hari, terutama kepada orang yang lebih tua atau dihormati.

Tradisi ini menunjukkan bagaimana masyarakat Karo menjaga etika berbahasa sebagai bagian penting dari identitas dan nilai budaya mereka. Dari zaman nenek moyang di tanah Karo, kata “kau” memiliki nuansa merendahkan dan dianggap tidak menghormati lawan bicara.

“Bagi orang Karo, menggunakan “kau” itu seperti menyepelekan orang, kata itu terdengar menantang atau merendahkan. Karena itu sejak dulu kami diajarkan untuk menyebut “kam”, yang lebih halus dan menunjukkan rasa hormat,” ujar Tokoh adat Karo, Perdianta Ginting, Rabu (10/12/2025).

Perdianta mengatakan penggunaan sapaan “kam” berlaku di seluruh tingkatan usia, baik dalam percakapan sehari-hari, acara adat, hingga komunikasi formal.
“Bahkan dari anak-anak sudah diajarkan sejak kecil, bahwa memilih sapaan yang tepat adalah bagian dari menjaga sopan santun dalam adat,” ungkapnya.

Penguatan penggunaan sapaan “kam” turut menjadi simbol bahwa masyarakat Karo tetap berkomitmen mempertahankan kearifan lokal di tengah zaman modern. Bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga cerminan martabat dan kehormatan, terutama dalam budaya Karo yang menjunjung tinggi kesopanan dan saling menghargai.

Dengan demikian, aturan sapaan ini bukan sekadar kebiasaan, melainkan bagian penting dari identitas dan tata nilai masyarakat Karo yang terus hidup dan dijaga hingga saat ini.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.