Keluarga: Serma TDA Suka Main Pukul, Pelaku-Korban Sudah 3 Bulan Pisah Rumah | Giok4D

Posted on

Pihak keluarga menyebut bahwa oknum anggota TNI bernama Serma Tengku Dian dan istri yang ditikamnya hingga tewas, A (34), sudah sering terlibat cekcok. Bahkan, keduanya telah 3 bulan terakhir pisah rumah.

“Setahu saya si Dian ini memang suka main pukul, makanya si korban ini sudah nggak tahan sama suaminya. Mereka ini sudah pisah ranjang selama tiga bulan,” kata M Fadhil, abang ipar korban A saat dikonfirmasi infoSumut, Rabu (23/7/2025).

Fadhil menjelaskan bahwa selama pisah rumah itu, A tinggal bersama orangtuanya di Kota Binjai, sementara pelaku dan keempat anak mereka tinggal di rumah orang tua pelaku di Desa Sei Semayang, lokasi pembunuhan itu.

Selama korban tinggal di rumah orangtuanya, kata Fadhil, korban setiap pagi tetap datang ke rumah pelaku untuk mengurus anaknya dan mengantarnya ke sekolah. Anak mereka yang paling besar sekarang duduk di bangku SMP, sedangkan yang paling kecil masih TK.

“Jadi, korban selama 3 bulan ini tetap menjalankan kewajibannya sebagai ibu untuk mengurus anaknya sekolah, setiap pagi dia datang ke situ,” jelasnya.

Lalu, pada pagi tadi, tiga anak korban telah diantar ke sekolah, hanya tersisa anaknya yang masih TK. Selang beberapa waktu, pelaku mengambil sangkur dan menikam korban.

“Jadi, tadi setelah mengantar anaknya yang tiga, mau mengantarkan anaknya yang TK ini paling kecil, datang si pelaku ngambil sangkur langsung tikam adik kami,” ujar Fadhil.

Dia menjelaskan bahwa korban dan pelaku sudah menikah sekitar 14 tahun. Selama berumah tangga itu, kata Fadhil, korban sudah sering dianiaya.

Namun, pertengkaran itu selalu dimediasi. Bahkan, korban juga sudah sempat melaporkan pelaku ke Pomdam.

Fadhil menjelaskan bahwa korban juga jarang diberikan uang belanja. Alhasil, korban berjualan di depan rumahnya, bahkan hingga pukul 24.00 WIB.

“Seorang istri provost yang jualan gorengan di depan rumah sampai jam 12 malam cuman si korban, jualan bakso goreng, dimsum, di depan rumahnya, nggak pernah dikasih uang belanja,” ujarnya.

Fadhil mengungkapkan bahwa satu bulan lalu dirinya sudah sempat bertemu dengan Dian dan membahas soal permasalahan korban dan pelaku. Saat itu, Fadhli menyarankan agar Dian menjemput korban ke rumah orangtuanya.

Lalu, sekitar dua atau tiga minggu lalu, kata Fadhil, pelaku datang bersama ibu dan pamannya untuk mengajak korban pulang ke rumah. Namun, pelaku malah mengamuk-ngamuk dan tidak membujuk korban untuk pulang.

Hal itulah, katq Fadhil yang membuat korban enggan pulang lagi ke rumah pelaku.

“Nggak pernah membujuk, makanya korban nggak mau, orang tuanya juga takut ngasihnya pulang, takut anaknya mati,” ujarnya.

Fadhil menyebut bahwa Dian sering bermain judi online (judol). Pelaku juga kerap menghabiskan uang hingga jutaan rupiah untuk bermain judi online.

“Dia judi online-nya kuat sangat kuat, sampai berjuta-juta itu biasa (untuk judol), gaji habis satu bulan (untuk judol) itu biasa,” jelasnya.

Terkait hal ini, Kapendam I/BB Kolonel Inf Asrul Harahap mengatakan pihaknya tengah memeriksa pelaku. Pihaknya sejauh ini belum bisa memastikan apakah judol itu menjadi penyebab pelaku membunuh korban.

“Kita tunggu saja kalau motifnya, sedang proses pemeriksaan pelaku,” kata Asrul.

Fadhil mengungkapkan bahwa satu bulan lalu dirinya sudah sempat bertemu dengan Dian dan membahas soal permasalahan korban dan pelaku. Saat itu, Fadhli menyarankan agar Dian menjemput korban ke rumah orangtuanya.

Lalu, sekitar dua atau tiga minggu lalu, kata Fadhil, pelaku datang bersama ibu dan pamannya untuk mengajak korban pulang ke rumah. Namun, pelaku malah mengamuk-ngamuk dan tidak membujuk korban untuk pulang.

Hal itulah, katq Fadhil yang membuat korban enggan pulang lagi ke rumah pelaku.

“Nggak pernah membujuk, makanya korban nggak mau, orang tuanya juga takut ngasihnya pulang, takut anaknya mati,” ujarnya.

Fadhil menyebut bahwa Dian sering bermain judi online (judol). Pelaku juga kerap menghabiskan uang hingga jutaan rupiah untuk bermain judi online.

“Dia judi online-nya kuat sangat kuat, sampai berjuta-juta itu biasa (untuk judol), gaji habis satu bulan (untuk judol) itu biasa,” jelasnya.

Terkait hal ini, Kapendam I/BB Kolonel Inf Asrul Harahap mengatakan pihaknya tengah memeriksa pelaku. Pihaknya sejauh ini belum bisa memastikan apakah judol itu menjadi penyebab pelaku membunuh korban.

“Kita tunggu saja kalau motifnya, sedang proses pemeriksaan pelaku,” kata Asrul.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *