Keponakan yang Rampok Nenek di Padang Sempat Dampingi Polisi Olah TKP

Posted on

Polisi masih mendalami motif tersangka Syahrial (51) yang tega merampok seorang nenek bernama Guslina (84) di kawasan Perumdam Tunggul Hitam Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Padahal, ia adalah ponakan yang telah dianggap sebagai anak sendiri oleh korban.

Kasat Reskrim Polresta Padang, Kompol M Yasin mengatakan, dari pemeriksaan sementara, pelaku mengaku belum mendapatkan hasil. Akan tetapi, korban mengaku kehilangan lima kalung emas dan dua cincin emas serta uang tunai Rp 160 ribu.

“Kami masih mendalami keterangan pelaku. Si pelaku mengatakan, tidak sempat mengambil barang berharga tersebut. Kami dalami, kami kumpulkan informasi,” katanya kepada wartawan, Jumat (19/5/2025).

Masih dari pengakuan pelaku, lanjut Yasin, saat beraksi Syahrial panik hingga tidak bisa membuka pintu utama rumah. Sehingga pelaku lari ke atas plafon dapur.

“Sempat buka paksa pintu depan, tidak bisa. Lari ke dapur, panjat plafon dapur lalu kabur,” jelas Kasat.

Pelaku mulai dicurigai saat kepolisian melakukan olah TKP setelah kejadian Kamis (18/5/2025). Saat itu, pelaku hadir dan mendampingi.

“Saat di TKP pelaku melayani kami ketika olah TKP, menunjukkan detail isi rumah. Bahkan ikut bersedih karena keluarganya jadi korban,” ujar Yasin.

Yasin menyebutkan, awalnya pelaku selalu berbohong dan berkilah saat diinterogasi. Pelaku akhirnya mengakui perbuatannya setelah diinterogasi selama 13 jam.

“Dalam interogasi itu cukup banyak kejanggalan keterangan pelaku. Kami cecar berbagi pertanyaan hingga akhir pelaku tidak bisa berkilah,” kata dia.

Dari pengakuan sementara, pelaku melakukan aksi pencurian dengan kekerasan ini karena terdesak ekonomi. Pelaku beralasan untuk biaya sekolah anaknya.

Aksi perampokan sendiri terjadi sekitar Kamis dinihari, saat korban hendak Salat Tahajjud. Korban dibekap dan dipukuli perampok yang menyatroni rumahnya di Blok F No 9 Perumdam, Tunggul Hitam, Kecamatan Koto Tangah Padang, sekira pukul 03.00 WIB.

Selain mengalami luka lebam, korban juga kehilangan kalung dan cincin emas beserta uang tunai.

“Hilang kalung lima emas dan cincin dua emas serta uang tunai Rp 160 ribu. Korban mengalami kerugian total sekitar kurang lebih Rp 28 juta,” kata Kanit Reskrim Polsek Koto Tangah, Iptu Jamaldi kepada wartawan.

Jamaldi mengungkapkan korban awalnya terbangun berniat salat tahajud. Saat itu, korban curiga, lampu rumah yang biasanya hidup tiba-tiba mati.

“Ibu ini sendirian di rumah. Korban melihat lampu rumah mati, biasanya hidup. Pas keluar pintu kamar, ibu ini langsung dibekap dengan kain oleh pelaku. Korban lalu dipukuli,” kata dia.