“Si Nona” adalah salah satu lagu Minang klasik yang tak lekang oleh waktu. Diciptakan oleh Syamsul Arifin dan dipopulerkan oleh penyanyi legendaris Elly Kasim, lagu ini terus bergema hingga sekarang dan sering dinyanyikan ulang oleh penyanyi-penyanyi Minang generasi baru seperti Ria Amelia dan Ratu Sikumbang.
Dengan irama yang ringan dan lirik yang sederhana, lagu ini menyimpan pesan dan nasihat budaya yang mendalam. Mari kita simak lirik dan makna di balik lagu “Si Nona”.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Oh malala… jan lah malala juo
Hari lah sanjo… (hmm…)
Si Nona, Si Nona rang gadih mantiak
Jan suko, jan suko pai malala
Oh malala… jan lah malala juo
Hari lah sanjo…
Awak rancak, budi elok
Baso basi mamikek hati
Si Nona, Si Nona rang gadih mantiak
Jan suko, jan suko pai batandang
Kata “Nona” dalam lagu ini adalah panggilan sayang yang umum digunakan orang tua untuk anak gadisnya di Minangkabau. Lagu ini sendiri bercerita tentang nasihat seorang ibu kepada putrinya yang beranjak dewasa. Sang ibu mengingatkan “Si Nona” agar tidak terlalu suka pergi bermain hingga lupa waktu (“pai malala”), terutama saat hari sudah sore (“hari lah sanjo”).
Nasihat ini merupakan cerminan dari adat dan etika Minang yang menjunjung tinggi kehormatan seorang perempuan. Meskipun “Si Nona” digambarkan sebagai gadis yang cantik (“awak rancak”), baik budi pekertinya (“budi elok”), dan sopan santun (“baso basi mamikek hati”), ia tetap diingatkan untuk menjaga diri dan tidak keluyuran. Pesan ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga nama baik diri sendiri dan keluarga.
