Berdasarkan laporan Forbes, Lucy Guo, menjadi wanita terkaya dengan total kekayaan $ 1,2 miliar (Rp 19 triliunan) di tahun 2025. Meski menjadi miliarder, Lucy memilih tetap hidup sederhana.
Kekayaan yang dimiliki Lucy kini melebihi penyanyi Taylor Swift. Cofounder Scale AI berhasil melakukan itu di usia 30 tahun.
Selain karena kepintaran dan kerja kerasnya, kesuksesan Lucy tampaknya juga didukung karena gaya hidup hemat. Ia mengakui lebih suka bersikap seperti tidak punya uang meski aslinya jutawan.
Lucy Guo dikenal sebagai pengusaha yang sukses membangun perusahaan AI. Dua tahun lalu, ia sudah berstatus miliuner wanita dengan kekayaan terbanyak setelah Kylie Jenner.
Ia mengaku tidak suka membuang uang. Bukan berarti benar-benar ‘ketat’, Lucy masih sering mengambil penerbangan ‘business class’ dan punya dress keluaran desainer jika dibutuhkan. Tapi untuk kebutuhan sehari-hari, Lucy tidak suka bermewah-mewah.
“Dalam kehidupan sehari-hari, asisten hanya mengantarku dengan Honda Civic yang sudah tua. Aku tidak peduli,” katanya dikutip siliconartists.
“Semua yang aku kenakan gratis atau dari Shein (situs belanja online). Tidak semua punya kualitas bagus, tetapi selalu ada dua baju yang benar-benar cocok, dan aku memakainya setiap hari. Aku juga masih sering membeli beli satu gratis satu di Uber Eats,” jelas Lucy.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
CEO platform komunitas kreator, Passes, itu pun mengungkap pendekatannya terhadap uang. “Seperti, berpura-pura tidak punya uang tapi tetap kaya,” kata wanita yang dropout dari kuliah sains komputer di Carnegie Mellon tersebut.
Resmi jadi wanita terkaya dunia dengan usaha sendiri, wanita yang mengaku biseksual tersebut tampaknya tidak perlu lagi merasa harus membuktikan diri. Menurutnya, status miliuner tidak harus dengan memakai jam Patek Philippe atau menenteng Hermes Birkin tapi pada pola pikir.
“Mereka yang biasanya menghabiskan uang untuk pakaian bermerek, mobil bagus, dan sebagainya, secara teknis mereka termasuk jutawan. Semua teman mereka adalah multijutawan atau miliarder dan mereka merasa sedikit ‘insecure’ jadi merasa perlu tampil mencolok untuk menunjukkan kepada orang lain, ‘Lihat, aku sukses.’
“Dan menurutku alasan kebanyakan miliarder mengenakan kaus oblong, celana jeans, dan hoodie adalah karena mereka bisa. Mereka tidak perlu mengenakan setelan jas 24/7 karena mereka sudah selesai membuktikan diri kepada seluruh dunia. Seluruh dunia hanya menjilat mereka. Dan menurutku seperti itulah perasaanku, saat aku sudah melewati masa sulit. Aku tidak perlu membuktikan diri kepada siapa pun,” ungkap Lucy..