Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (UNIKI) melalui Program Mahasiswa Berdampak yang didukung oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) melaksanakan kegiatan konservasi tanaman obat keluarga (TOGA) di Desa Tanjong Seulamat, Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen.
Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk nyata implementasi Tridarma Perguruan Tinggi dalam bidang pengabdian kepada masyarakat serta komitmen perguruan tinggi dalam mendukung pengembangan desa berbasis kearifan lokal.
Program konservasi ini diketuai oleh dosen Fakultas Pertanian UNIKI, Mizan Maulana, S.P., M.Si. Ia mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan dilaksanakan guna menjaga keberlanjutan sumber daya tanaman obat lokal, sekaligus meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan TOGA sebagai sumber kesehatan dan ekonomi keluarga.
“Melalui konservasi ini, kami ingin membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya tanaman obat keluarga tidak hanya sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai aset ekonomi hijau yang berkelanjutan. Mahasiswa dan masyarakat bekerja bersama untuk menjadikan Desa Tanjong Seulamat sebagai contoh nyata desa konservasi yang berdaya,” ujar Mizan Maulana dalam keterangan diterima infoSumut, Senin (27/10/2025).
Kegiatan ini mendapat dukungan dari Rektor UNIKI, Dr Zainuddin Iba M.M, yang hadir langsung untuk membuka kegiatan dan memberikan semangat kepada mahasiswa dan masyarakat. Zainuddin mengatakan, kegiatan tersebut sejalan dengan arah kebijakan UNIKI dalam melahirkan mahasiswa yang berdaya guna dan berkontribusi langsung terhadap pembangunan daerah.
“UNIKI berkomitmen mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kepedulian sosial dan semangat pengabdian. Kegiatan konservasi TOGA ini adalah salah satu bentuk pembelajaran kontekstual yang memadukan riset, inovasi, dan pengabdian kepada masyarakat,” ungkap Dr. Zainuddin Iba.
Desa Tanjong Seulamat dipilih sebagai lokasi kegiatan karena memiliki potensi keanekaragaman hayati tanaman herbal yang tinggi, seperti jahe, kunyit, lengkuas, serai, dan temulawak. Selain kegiatan penanaman dan konservasi, mahasiswa bersama masyarakat juga melaksanakan pelatihan pengolahan produk herbal, pembuatan taman edukatif TOGA, serta sosialisasi manfaat kesehatan dan ekonomi dari tanaman obat tradisional.
Melalui kegiatan ini, UNIKI berharap Desa Tanjong Seulamat dapat berkembang menjadi Desa Konservasi TOGA Berkelanjutan, yang tidak hanya menjadi pusat pelestarian tanaman obat, tetapi juga sebagai sarana penelitian, pendidikan, dan ekonomi kreatif berbasis herbal.
Dengan kolaborasi antara mahasiswa, dosen, pemerintah, dan masyarakat, kegiatan konservasi ini diharapkan mampu menjadi model nasional pengabdian masyarakat berbasis lingkungan dan kearifan lokal, sekaligus memperkuat peran perguruan tinggi dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan Indonesia.
