Olahan pisang sering ditemukan dijadikan camilan. Rasanya yang manis dan memiliki banyak nutrisi tentu menarik perhatian banyak orang untuk mengonsumsinya.
Meski begitu, mengkonsumsi pisang sering dianggap dapat menaikkan kadar gula darah. Apakah benar demikian?
Dilansir infoFood dari dari Eating Well (15/12), mengkonsumsi pisang tidak seluruhnya dapat berdampak terhadap gula darah. Indeks dan beban glikemik, kandungan serat, hingga tingkat kematangan pisang itu sendiri dapat mempengaruhi respons tubuh terhadap makanan ini.
Indeks glikemik sedang terkandung dalam pisang. Beban glikemik dalam pisang ini yang harus diperhatikan untuk menjaga kesehatan.
Dalam penjelasan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi gula darah, termasuk indeks glikemik, tingkat kematangan, dan kandungan seratnya. Jadi bukan hanya karena rasanya yang manis.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Untuk tingkat kematangan, pisang yang masih sedikit mentah (hijau) mengandung lebih banyak pati resisten. Pati ini tidak langsung dicerna tubuh.
Kandungan ini bahkan membantu memperlambat pelepasan gula ke dalam darah, sehingga respons gula darah cenderung lebih stabil.
Sementara pisang yang matang mengandung lebih banyak gula. Gula ini lebih cepat diserap tubuh dan berpotensi menyebabkan kenaikan gula darah lebih cepat dibandingkan pisang yang belum terlalu matang.
“Saat pisang matang, karbohidrat akan berubah menjadi gula sederhana, salah satunya glukosa,” ujar ahli gizi Kimberley Rose-Francis, RD, LD, CDCES.
Artikel ini sudah tayang di infoFood, baca selengkapnya di .
