Tukang tari dalam tradisi pacu jalur adalah penari yang ada di ujung jalur atau perahu. Keberadaannya ternyata telah jadi tradisi dan budaya bagi masyarakat di Kota Jalur.
“Tukang tari dalam tradisi pacu jalur adalah penari yang berada diujung jalur (perahu). Penari cilik ini berperan sebagai simbol kegembiraan dan semangat perlombaan,” kata Plt Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau Edy Afrizal, Sabtu (5/7/2025).
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Secara budaya, penari cilik melambangkan kegembiraan, keindahan dan penghormatan terhadap alam. Sementara secara historis, mereka adalah bagian penting dari tradisi pacu jalur.
“Makna budayanya adalah mereka simbol kegembiraan dan semangat. Tukang tari dengan gerakan tari mereka yang lincah dan atraktif menjadi pusat perhatian dan simbol kegembiraan serta semangat dalam perlombaan pacu jalur,” kata Edy Afrizal.
Tari merupakan bagian tak terpisahkan dari tradisi pacu jalur. Ini adalah warisan budaya masyarakat Kuantan Singingi.
Sedangkan secara tradisi pacu jalur, peran tukang tari telah ada sejak zaman kerajaan dahulu. Awalnya digunakan sebagai sarana transportasi raja-raja dan berkembang jadi perlombaan.
“Gerakan tari juga dapat dilihat sebagai bentuk penghormatan terhadap sungai, yang merupakan sumber kehidupan tempat berlangsungnya pacu jalur. Khususnya di Batang Kuantan atau masyarakat secara umum menyebut sungai,” katanya.
Selanjutnya makna dari keberadaan tukang tari dari sebuah jalur itu adalah bila tukang tari berdiri bisa jadi pertanda kemenangan dari jalur tersebut. Sehingga penari cilik itu memberi semangat untuk anak pacuannya.
“Ini juga menandakan kalau orang Kuantan itu harus mahir menari di atas haluan jalur yang sedang memecah gelombang. Harus pandai berenang, itulah orang kuantan,” kata Edy Afrizal.