Longsor menimbun badan jalan Sicincin-Malalak, Sumatera Barat (Sumbar) hari ini. Longsor dipicu hujan lebat sejak beberapa hari terakhir.
Wali Nagari Balingka, Aljumpati Agus mengatakan, longsor terjadi di sejumlah titik yang menyebabkan arus lalu lintas terganggu.
“Pada hari ini kami laporkan, askes menuju Malalak dari Sicincin belum bisa dilewati karena tanah longsor. Ada beberapa titik,” jelas Aljumpati dalam keterangan melalui video kepada wartawan, Senin (24/11/2025).
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Ia meminta warga untuk tidak melintas ke kawasan tersebut karena kondisi yang tidak memungkinkan. Hal tersebut menurutnya sudah dilaporkan kepada pihak terkait, terutama BPBD Agam.
“Masyarakat jangan melintas, karena kondisi longsor masih berpotensi terjadi,” katanya.
“Pemkab Agam akan segera melakukan langkah perbaikan, agar jalan ini bisa dilalui kembali,” tambah dia
Jalan Sicincin-Malalak merupakan jalur alternatif transportasi dari Padang menuju Bukittinggi. Longsor di Jalan Sicincin-Malalak merupakan salah satu titik bencana di Sumatera Barat.
Juru bicara BPBD Sumatera Barat, Ilham Wahab menyebut, ada tujuh kabupaten kota yang dilaporkan mengalami bencana, dari banjir hingga longsor hari ini. Bencana dipicu hujan lebat yang terjadi sejak beberapa hari terakhir.
Tujuh kabupaten kota tersebut adalah Kota Padang, Padang Pariaman, Agam, Pesisir Selatan, Tanah Datar, Kota Pariaman dan Solok.
“Sejauh ini laporannya ada tujuh daerah yang terdampak dan melaporkan kondisinya,” jelas Ilham Wahab kepada infoSumut, Senin (24/11/2025).
Ia merinci, bencana yang terjadi di tujuh daerah beragam. Mulai dari angin kencang, banjir hingga tanah longsor.
“Di Padang terjadi angin kencang dan banjr di beberapa kecamatan. Di Kabupaten Padang Pariaman cakupannya cukup luas ya, ada 3.000-an rumah yang terdampak dan lahan pertanian juga serta saluran irigasi. Juga terjadi longsor dan kerugian sementara diperkirakan lebih dari Rp 4 miliar. Di Agam ada banjir bandang,” katanya.
Sementara itu, di Kabupaten Pesisir Selatan, banjir menggenangi Jalan Nasional Lintas Barat Sumatera. Kondisi itu mengakibatkan aktivitas transportasi antara Sumatera Barat dengan Bengkulu dan Kerinci Jambi, menjadi terganggu.







