Cara yang kerap dipilih untuk menurunkan berat badan adalah intermittent fasting. Namun, banyak yang masih bingung soal lebih efektif mana melewatkan sarapan atau tidak makan malam?
Dilansir infoHealth, dokter dari University Medical Center HCMC, Dr Pham Anh Ngan, menjelaskan intermittent fasting, khususnya metode time-restricted eating atau makan dengan batasan waktu, terbukti membantu menurunkan berat badan. Selain itu, metode ini juga bisa memperbaiki sejumlah indikator kesehatan.
Menurutnya, setiap orang memiliki pola makan utama yang berbeda-beda, tergantung kebiasaan. Ada yang memilih sarapan sebagai makan besar, sementara sebagian lainnya justru menjadikan makan malam jadi waktu asupan terbesar dengan kandungan protein dan sayur yang lebih banyak.
“Melewatkan sarapan atau makan malam sama-sama punya manfaat dan risiko terhadap metabolisme,” jelasnya, dikutip dari VNExpress.
Sebagian orang melewatkan sarapan bisa membuat tubuh merasa lebih segar dan fokus di siang hari. Namun, rasa lapar yang muncul kerap berujung pada pilihan makanan kurang sehat, seperti konsumsi makanan manis dan berlemak secara berlebihan di waktu berikutnya.
Penelitian juga menunjukkan bahwa melewatkan sarapan secara berkala dapat meningkatkan sensitivitas insulin. Meski begitu, respons gula darah dan insulin pada makan terakhir dalam sehari justru cenderung memburuk.
Sementara itu, sejumlah studi menunjukkan mengurangi atau melewatkan makan malam cenderung memberikan dampak lebih besar dalam menurunkan total asupan kalori harian, sehingga dinilai lebih potensial untuk penurunan berat badan. Tetapi, kebiasaan ini juga memiliki risiko.
Melewatkan makan malam dapat memperlambat metabolisme, meningkatkan risiko kekurangan nutrisi, mengganggu kualitas tidur, memicu rasa lapar berlebihan, hingga menurunkan daya tahan tubuh bila dilakukan tidak tepat.
Secara keseluruhan, Dr Ngan menekankan bahwa melewatkan waktu makan atau menjalani intermittent fasting tetap membawa manfaat sekaligus risiko kesehatan. Ia juga mengingatkan bahwa beberapa jenis makanan sehat biasanya dikonsumsi di waktu tertentu, seperti susu dan biji-bijian utuh saat sarapan, serta sayuran dan protein saat makan malam.
Keputusan melewatkan sarapan atau makan malam sebaiknya bersifat fleksibel dan disesuaikan dengan respons tubuh masing-masing. Bagi pekerja kantoran yang beraktivitas dan berpikir intens di siang hari, sarapan tetap penting untuk menjaga energi otak dan tubuh.
Dr Ngan menyarankan, untuk menurunkan berat badan secara aman dan efektif, maka pola makan yang memperbanyak sayuran dan protein nabati, disesuaikan dengan kebutuhan individu dan rutinitas olahraga, serta mengurangi asupan karbohidrat sederhana.
“Konsultasi dengan ahli gizi bisa membantu memastikan program penurunan berat badan berjalan aman, efektif, dan sesuai dengan kondisi fisik serta tuntutan pekerjaan,” pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di infoHealth, baca selengkapnya







