Setiap manusia akan menjalani yaumul hisab atau perhitungan amal perbuatan selama di dunia setelah bangkit dari kubur. Hisab itu akan dilakukan di Padang Mahsyar.
Hisab itu yang akan menentukan manusia akan masuk surga atau neraka. Menurut Tafsir Al-Qur’an Kementerian Agama RI, ayat tersebut menerangkan ganjaran bagi orang-orang yang beriman kepada Allah SWT.
Ternyata ada calon penghuni surga, ada golongan yang langsung masuk tanpa hisab, tanpa penimbangan amal. Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam Hadil Arwah ila Biladil Afrah terjemahan Zainul Maarif memaparkan sebuah hadits yang menerangkan hal ini. Rombongan tersebut diberitahukan Rasulullah SAW kepada sahabat, Ibnu Abbas. Beliau SAW bersabda,
“Diperlihatkan kepadaku banyak umat. Aku melihat seorang nabi dan sekelompok orang. Aku juga melihat seorang nabi bersama satu orang dan dua orang. Ada pula nabi yang tak bersama siapa-siapa. Lalu aku melihat rombongan besar umat manusia. Aku menyangka rombongan itu adalah umatku. Ternyata itu Nabi Musa bersama umatnya. Di cakrawala aku melihat rombongan besar pula. Itulah umatku. Di antara mereka ada tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa ditimbang amal perbuatannya dan tanpa diazab.”
Para sahabat bertanya-tanya siapa golongan orang yang masuk surga tanpa hisab itu. Rasulullah SAW kemudian bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang tidak meruqyah, tidak minta diruqyah, dan tidak suka meramal dan selalu bertawakal kepada Allah.”
Salah seorang sahabat bernama Ukasyah ibn Muhshan kemudian berdiri dan memohon, “Doakan aku termasuk di antara mereka.”
Rasulullah SAW bersabda, “Engkau termasuk di antara mereka.”
Lalu ada seorang pria lain berdiri dan memohon seperti Ukasyah. Namun, Rasulullah SAW bersabda, “Ukasyah sudah mendahuluimu.” (HR Bukhari, At-Tirmidzi, dan Ahmad)
Menurut penjelasan mengenai tafsir hadits tersebut, ciri-ciri orang yang masuk surga tanpa hisab adalah mereka yang benar-benar bertauhid, tidak mengharap kepada selain Allah SWT. Mereka juga tidak meruqyah dan meramal karena ramalan termasuk kemusyrikan.
Ruqyah memang diizinkan asal tidak ada unsur kemusyrikan. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Ruqyah diperbolehkan asalkan tidak ada kemusyrikan di dalamnya.” (HR Muslim dan Abu Dawud dari Auf ibn Malik al-Asyjai)
Para sahabat juga pernah minta izin Rasulullah SAW untuk meruqyah dan beliau SAW bersabda, “Siapa pun di antara kalian yang dapat memberi manfaat kepada saudaranya, berilah manfaat kepadanya.” (HR Muslim dari Jabir ibn Abdullah)
Disebutkan dalam hadits lain, orang yang tidak pendendam juga menjadi golongan yang masuk surga tanpa hisab. Beliau SAW bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang tidak pendendam, tidak meminta untuk diruqyah, tidak meramal, dan hanya berserah diri kepada Allah SWT.” (HR Muslim)
Rombongan pertama yang akan masuk surga tanpa hisab memiliki wajah yang bersinar bak purnama. Keterangan ini disebutkan dalam Shahih Muslim dari riwayat Abu Zubair dari Jabir ibn Abdullah yang mendengar Rasulullah SAW bersabda,
“Rombongan pertama yang wajah mereka bersinar seperti bulan purnama selamat. Jumlah mereka tujuh puluh ribu. Mereka tidak dihisab. Rombongan setelah mereka seperti cahaya bintang dari langit. Demikian pula rombongan-rombongan setelahnya.” (HR Muslim)