Momen Mencekam saat Banjir Aceh Tamiang: Kalau Malam Ini Naik Lagi, Kita Pasrah

Posted on

Banjir bandang melanda nyaris seluruh wilayah Kabupaten Aceh Tamiang beberapa hari lalu. Warga bernama Amri menceritakan hari-hari mencekam saat banjir bandang di Kota Lintang Bawah, Kecamatan Kuala Simpang.

“Malam pertama itu minta tolong semua, menjerit semua, lebih parah dari tsunami kemarin itu, gelap gulita lagi. Tsunami air naik per tiga jam sekali, kalau ini hitungan info, ini lebih ngeri,” kata Amri saat ditemui di pengungsian di jembatan sungai Tamiang, Rabu (10/12/2025) sore.

Amri mengungkapkan jika ia dan 11 orang keluarganya terjebak di lantai 2 rumah mereka saat banjir bandang terjadi. Di hari kedua tim SAR mengevakuasi 6 orang keluarga, namun ia dan 5 orang lainnya tidak bisa dievakuasi lagi.

“Hari kedua 6 orang diselamatkan SAR, sisanya nggak mau diselamatkan, katanya nggak muat sampannya, takut tenggelam. Besoknya minta tolong nggak ada lagi yang berani tim SAR karena arusnya cukup deras,” ungkapnya.

Ia kemudian tinggal bersama 5 orang lainnya di lantai 2 rumah tersebut. Sedangkan anak-anak kecil yang berusia 4 tahun sudah dievakuasi.

“Tinggal kami laki-laki, anak, keponakan, bapak yang sudah sakit-sakit sesak, sama abang yang nggak bisa lihat apa-apa lagi (buta),” ujarnya.

Di hari kedua malam, ia bersama keluarganya naik ke seng rumah dengan menjebol atap. Sebab, air di lantai 2 rumah air sudah nyaris penuh.

“Jadi 4 hari 3 malam itu kami di atas seng kami jebolkan atapnya, karena tingkat kedua itu sudah naik air, kira-kira satu meter lagi sudah kena atap airnya,” ucapnya.

Di malam mencekam itu, Amri sudah pasrah jika tidak selamat dari banjir bandang itu. Ia pun berpesan ke anaknya untuk memasrahkan situasinya ke Allah jika air kembali naik malam itu.

“Sampai kami bilang ke anak-anak yang paling kecil itu ‘kalau malam ini naik lagi air, kita pasrahkan ke Allah saja’,” ungkapnya.

Selama 4 hari 3 malam terjebak, Amri dan keluarganya tidak memiliki makanan. Mereka tidak makan maupun minum selama terjebak.

Saat di atas seng, Amri menyaksikan satu keluarga terjatuh dari atap dan hanyut. Ia masih melihat keluarga itu terseret arus hingga di bawah jembatan sungai Tamiang.

“Ada lihat satu keluarga hanyut satu keluarga jatuh dari atap rumah, sampai ke kemari bawah titi udah nggak ada lagi, entah kemana,” sebutnya.

Amri dan keluarganya kemudian diselamatkan oleh abangnya setelah air sedikit surut. Abang yang anggota TNI itu disebut baru pulang dinas sehingga bisa menyelamatkan mereka.

“Dibawa sama abang, sebagai tentara dia, baru pulang dinas dia, dialah yang menyelamatkan dibawa lah kemari,” ujarnya.