Pemprov Sumut Siapkan Tenda untuk Sekolah Terdampak Bencana

Posted on

Ratusan sekolah terdampak banjir bandang dan longsor di Sumut. Pemerintah Sumut pun bakal menyiapkan tenda sebagai sekolah darurat untuk kegiatan pembelajaran awal Januari 2026.

Gubernur Sumut Bobby Nasution awalnya memastikan tidak ada perubahan jadwal pembelajaran. Karena itu pihaknya akan memfasilitasi proses pembelajaran di sekolah yang terdampak bencana.

“Untuk sekolah pascabencana yang pertama kita pastikan terlebih dahulu ya fasilitas-fasilitas yang terdampak bencana akan kita penuhi, sejauh ini masih sesuai dengan jadwal (waktu pelaksanaan sekolah),” kata Bobby di Medan Selasa (30/12/2025) malam.

Jika sekolah hancur total, pihaknya sudah meminta agar ada bantuan tenda dari pemerintah pusat. Pembelajaran bakal berlangsung di tenda itu sembari pembangunan sekolah rampung.

“Kalau memang yang sekolahnya hancur total kita juga sudah minta perbantuan dari pemerintah pusat untuk tenda-tenda sementara sambil menunggu pembangunan,” ujarnya.

Pemprov Sumut memperbarui data kerugian sementara akibat banjir bandang dan longsor yang terjadi akhir bulan lalu. Data per hari ini, kerugian mencapai Rp 17,92 triliun.

Hal itu diketahui dari infografis yang diunggah di website Pemprov Sumut. Kabid Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfo Sumut Porman Mahulae membenarkan soal data tersebut.

“Estimasi ya, angkanya masih terus berfluktuasi,” kata Porman Mahulae saat dikonfirmasi, Jumat (12/12).

Berdasarkan infografis itu, kerugian di sektor jalan jembatan mencapai Rp 940,55 miliar. Sedangkan untuk irigasi, bendung dan sungai sebesar Rp 912,46 miliar.

Sektor pertanian mengalami kerugian sebesar Rp 983 miliar dan perkebunan sejumlah Rp 15,87 miliar. Sektor peternakan sebesar Rp 52,87 miliar dan perikanan mencapai Rp 105,602 miliar.

Pada sektor perumahan, kerugian mencapai Rp 2,3 triliun dan UMKM sebesar Rp 4,48 triliun. Untuk bangunan sekolah dasar hingga menengah atas, kerugian tercatat Rp 550,6 miliar.

Sektor kesehatan mengalami kerugian sebesar Rp 181,83 miliar. Untuk rumah ibadah sendiri sebesar Rp 19,505 miliar

Kerugian di sektor pasar juga tercatat sebesar Rp 20,39 miliar. Sehingga total kerugian sebesar Rp 17,92 triliun.