Penerbangan di Bandara Berlin Brandenburg, Jerman, dihentikan sementara selama hampir dua jam. Hal itu dilakukan setelah adanya kemunculan drone-drone misterius.
Dilansir infoNews, seorang juru bicara bandara mengungkapkan bahwa hal ini merupakan kejadian terbaru dari serangkaian insiden serupa di seluruh Eropa.
Juru bicara tersebut mengatakan aktivitas lepas landas dan pendaratan ditangguhkan antara pukul 20.08 (19.08 GMT) dan 21.58 pada Jumat (31/10) waktu setempat. Sejumlah penerbangan dialihkan ke kota-kota lain di Jerman selama penangguhan itu.
Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (1/11/2025), larangan penerbangan malam di Berlin juga dilonggarkan untuk mengurangi dampak pada operasional penerbangan.
“Kami berasumsi bahwa bahaya telah dihindari untuk sementara waktu,” kata juru bicara tersebut.
Kepolisian di negara bagian Brandenburg mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima laporan penampakan drone. Kemudian sebuah mobil patroli dan sebuah helikopter telah dikerahkan.
Mobil patroli tersebut telah mendeteksi sebuah drone, tetapi asalnya belum teridentifikasi, kata seorang juru bicara.
Para pemimpin Jerman telah berulang kali menyuarakan kewaspadaan tentang meningkatnya ancaman drone. Hal itu setelah serangkaian penampakan kendaraan udara tak berawak (UAV) di bandara-bandara serta lokasi militer sensitif tahun ini.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Kondisi yang sama terjadi terhadap bandara-bandara di Denmark, Norwegia, dan Polandia. Baru-baru ini bandara-bandara di negara tersebut menangguhkan penerbangan karena drone-drone misterius.
Rumania dan Estonia menuding Rusia di balik drone-drone tersebut. Namun, Rusia membantah tuduhan tersebut.
Jerman — pendukung utama Ukraina di NATO dalam perang melawan Rusia — juga menyalahkan Moskow.
Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah penampakan UAV telah dilaporkan terdeteksi di atas pangkalan militer, lokasi industri, dan infrastruktur penting lainnya di Jerman.
Pada awal Oktober lalu, drone-drone yang terlihat di atas kota Munich di selatan Jerman dua kali menutup bandara kota tersebut. Ini menyebabkan ribuan penumpang gagal terbang setelah penerbangan mereka dibatalkan atau dialihkan.
Menteri Dalam Negeri Alexander Dobrindt telah meminta Jerman untuk “menemukan respons baru terhadap ancaman hibrida ini” — termasuk kemampuan yang lebih besar untuk mendeteksi, menilai, dan berpotensi menembak jatuh pesawat tak berawak.
Baca selengkapnya







