Produk elektronik asal China diprediksi akan membanjiri Indonesia. Kondisi ini membuat pengusaha khawatir.
Untuk diketahui Presiden Prabowo Subianto akan menghapus Peraturan Teknis (Pertek) sebagai respons dari kebijakan tarif impor dari Amerika Serikat (AS).
“Yang kita khawatirkan bukan barang dari Amerika masuk, atau kita tidak bisa ekspor ke Amerika, ekspor anggota Gabel ke Amerika itu kurang lebih US$ 300 juta tidak besar, ya tidak besar. Cuman yang kami khawatirkan justru, muntahan dari negara-negara produksi besar, seperti Tiongkok terutama ya. Mereka akan dengan mudahnya akan masuk ke pasar Indonesia,” kata Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) Daniel Suhardiman dikutip infoFinance.
Menurutnya Indonesia merupakan pasar yang besar karena memiliki penduduk sekitar 280 juta jiwa. Berbeda dengan Malaysia, Vietnam, dan Filipina yang hanya sebagian dari jumlah penduduk Indonesia.
“Jadi besarnya pasar Indonesia inilah yang menjadi sasaran empuk bagi negara eksportir. Kalau meluber produksinya dia. Nah limpahannya ini, luapannya ini pasti masuk ke Indonesia,” katanya.
Daniel menambahkan, barang impor tersebut gampang masuk ke Indonesia juga karena Non Tariff Measures (NTM) atau tindakan non tarif yang tidak kuat. Berbeda dengan negara-negara maju yang mempunyai NTM kuat sehingga menginisiasi perdagangan bebas.
“Jangan dengan negara maju, dibandingkan negara pesaing kita di ASEAN misalkan Thailand, Filipina setengahnya saja ndak ada, NTM Indonesia itu kalau tidak salah cuam 207. Thailand itu sudah 660 an NTM nya,” katanya.
Dengan kondisi tersebut, Daniel meminta agar pemerintah tidak menghapus Pertek terkait dengan impor barang jadi yang selama ini kenakan pada industri. Hal ini dilakukan karena Pertek ini bertujuan untuk meningkatkan utilisasi dari industri dalam negeri.
“Jadi saya juga berharap termasuk politisi dan sebagainya tolong memberikan masukan kepada Presiden ini secara benar.Jangan cuma bicara pertek saja. Ini pertek yang mana? Kalau pertek untuk industri, pertek untuk bahan baku, untuk komponen dan lain-lain nah memang enggak benar,” katanya.