Air yang disimpan dalam toren atau tandon air rumah seringkali dianggap bersih dan siap dipakai. Namun, tak jarang muncul masalah berupa bau tidak sedap yang mengganggu kenyamanan pengguna.
Bau itu bisa muncul dari aroma seperti telur busuk, tanah lembap, hingga logam yang terkadang menunjukkan adanya kondisi penyimpanan atau aliran air yang kurang optimal. Bau tidak sedap di tandon air biasanya dikarenakan air yang terlalu lama berada dalam tandon dan menjadi tempat berkembangnya bakteri atau organisme lain.
Dikutip infoProperti dari situs Watertest Systems, penyebab air di toren bau tak selalu berasal dari sumber utama, tetapi juga karena kondisi tangki itu sendiri, seperti tidak tertutup rapat, ventilasi buruk, endapan organik, atau juga karena air yang stagnan. Toren air yang aliran oksigennya rendah dapat memicu pertumbuhan bakteri anaerobik, sehingga air yang lama disimpan berbau sulfur dan tidak sedap. Selain itu juga terdapat penyebab lainnya.
Pertumbuhan Bakteri dan Alga
Salah satu penyebab utama air tandon mengeluarkan bau tak sedap yaitu karena adanya pertumbuhan bakteri dan alga. Air yang diam atau jarang dikuras, menjadi tempat ideal bagi mikroorganisme untuk berkembang
Bakteri jenis ini bisa menghasilkan gas sulfur yang menimbulkan bau tak sedang . Alga yang menempel di dinding tangki juga dapat memproduksi aroma tanah atau amis.
Kualitas Air dan Material Tandon
Air yang dipakai untuk mengisi toren bisa mengandung senyawa sulfur, besi, atau mangan, yang berpotensi menimbulkan bau. Selain itu, tandon yang terbuat dari bahan yang sudah tua atau rapuh rentan mengalami korosi dan menumpuk lumut, yang mempercepat terbentuknya bau logam atau tanah.
Penumpukan Endapan dan Kotoran Organik
Endapan di dasar toren juga kerap menjadi penyebab bau. Daun, ranting, serangga, atau kotoran burung yang masuk ke toren bisa terurai dan menghasilkan bau tak sedap. Endapan mineral atau karat di dasar tangki pun bisa menjadi tempat berkembangnya bakteri yang memperparah aroma air.
Ventilasi dan Sirkulasi yang Buruk
Toren yang tertutup rapat tanpa ventilasi atau aliran air yang jarang bergerak menciptakan kondisi air stagnan tertampung dalam tandon. Kondisi ini memudahkan bakteri anaerobik berkembang, sehingga bau muncul lebih cepat.
Tutup Tangki Tidak Rapat atau Sambungan Bocor
Bila tutup toren tidak rapat atau sambungan pipa bocor, debu, serangga, dan kotoran bisa masuk. Hal ini menyebabkan kontaminasi yang menimbulkan bau, terutama saat air toren jarang dibersihkan.
Bersihkan Toren Secara Rutin
Dilansir dari situs Watertest System, pembersihan tandon disarankan minimal enam bulan sekali untuk menjaga kebersihan air. Kosongkan toren, bersihkan dinding, dan dasar dari endapan lumut, lalu bilas dengan air bersih.
Pastikan Tutup Toren dan Saringan Baik
Pastikan tutup tangki rapat dan saringan pipa masuk bebas dari daun atau kotoran. Untuk toren yang diisi air hujan, pakai first-flush diverter untuk mencegah kotoran besar masuk.
Disinfeksi Bila Diperlukan
Untuk bau akibat bakteri sulfur, dapat dilakukan pengapuran ringan atau shock chlorination. Langkah ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak peralatan atau tanaman jika air digunakan untuk irigasi.
Perbaiki Sirkulasi dan Ventilasi
Kuras air dalam toren sesekali dengan cara mengalirkannya dan membiarkannya tergantikan dengan yang baru. Pastikan juga ventilasi toren berfungsi untuk mencegah kondisi anaerobik.
Periksa Sumber Air dan Instalasi
Jika air sumber berbau, lakukan pengujian kualitas dan pakai filter atau sistem pengolahan. Periksa kondisi pipa dan tandon, ganti jika terjadi korosi atau kerusakan.







