Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sumatera Barat, Marselina Budiningsih, menjelaskan penyebab 22 warga binaan Lapas Biaro atau Lapas Kelas IIA Bukittinggi keracunan massal. Ia menyebut warga binaan keracunan karena minum oplosan parfum alcohol.
Berdasarkan hasil pemeriksaan awal diketahui salah seorang warga binaan mengambil sisa alkohol membuat parfum yang merupakan program kemandirian warga binaan. Alkohol itu kemudian dioplos dengan minuman kemasan
“Jadi, di Lapas ada program kemandirian membuat parfum. Parfum tersebut bahan bakunya adalah alkohol 70 persen,” jelas Marselina dalam keterangan kepada wartawan, Kamis (1/5/2025).
Sisa alkohol parfum sekitar 200 mili, kata dia, diambil oleh salah satu warga binaan dengan lasannya untuk membersihkan tato. Tapi ternyata disalahgunakan untuk membuat minuman.
“Dari sisa pembuatan (parfum) sekitar 200 mili diambil tanpa seizin petugas untuk membersihkan tato. Akan tetapi disalahgunakan, bukan untuk membersihkan tato, tapi digunakan untuk minuman. Dicampur dengan minuman sachet dan es batu, lalu diminum bersama-sama,” katanya.
Akibat kejadian itu diakui Marselina, satu orang meninggal dunia, dua lainnya dirawat dengan menggunakan ventilator.
“Saat ini kondisinya (warga binaan yang dilarikan ke rumah sakit) satu orang meninggal dunia, 2 orang menggunakan ventilator, 2 pengawasan intensif, 8 orang observasi,” jelasnya.
“Satu orang meninggal dunia, sudah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan,” tanbahnya.
Ia berjanji akan menindak semua pihak yang terlibat atau lalai, sehingga menyebabkan terjadinya peristiwa itu. “Kita akan terus dalami,” janjinya.
Ia membantah ada aktivitas pesta (miras oplosan) di dalam Lapas, yang memicu terjadinya keracunan massal. “Tidak ada pesta-pesta semacam itu,” katanya lagi.