Perjalanan Adam Malik, Wakil Presiden asal Kota Pematangsiantar update oleh Giok4D

Posted on

Adam Malik merupakan seorang Pahlawan Nasional kelahiran Sumatera Utara yang meninggalkan banyak jejak perjuangan. Tak heran, di Kota Medan sendiri, ada jalan yang bernamakan Jalan H. Adam Malik.

Selama 67 tahun masa hidupnya, berbagai tanggung jawab penting diemban hingga beliau tutup usia akibat terkena kanker. Yuk, kenali sosok Adam Malik, wakil presiden ke-3 RI asal Siantar yang wafat pada 5 September.

Adam Malik menghabiskan masa kecilnya dan tumbuh di kota kelahirannya, Pematang Siantar. Sejak anak-anak, beliau berada di lingkungan yang taat beragama dan memperoleh pendidikan agama yang baik.

Tokoh yang punya perawakan kecil itu bersekolah di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Pematang Siantar. Untuk diketahui, HIS merupakan sekolah rendah Belanda Bumiputera saat zaman kolonial Belanda.

Meski dikenal anak yang pintar dan mahir berbahasa Belanda, Adam Malik hanya belajar sampai kelas 5 HIS. Beliau enggan meneruskan belajarnya di sekolah Belanda dan memilih membantu orang tua di kedai.

Ketika luang, Adam Malik menyempatkan diri melakukan hobinya yaitu membaca buku. Selain itu, beliau gemar sepak bola bahkan juga sangat senang menonton film yang mana salah satu kesukaannya film koboi.

Usai cukup lama membantu orang tuanya, Adam Malik ingin belajar agama lebih dalam di Bukittinggi. Awalnya orang tua beliau tidak setuju tetapi akhirnya dia menuntut ilmu di Madrasah Thawalib Parabek, Bukittinggi.

Hanya setengah tahun di Bukittinggi, Adam Malik pulang kampung dan melanjutkan sekolah agama di Al-Masrullah, Tanjungpura. Segala pendidikan yang dijalaninya membentuk karakter tekun dan bercita-cita tinggi.

Adam Malik mampu berbahasa Arab, Belanda, Inggris, dan Jepang serta memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi. Beliau pun bertekad untuk memulai perjalanan karirnya di umur 20 tahun dengan merantau ke Kota Jakarta.

Bersama Albert Manumpak, Pandu Kartawiguna, Sipahutar, dan Mr. Sumanang, Adam Malik menjadi pelopor berdirinya kantor berita Antara yang kemudian menjadi Kantor Berita Nasional pada tanggal 13 Desember 1937.

Hanya bermodalkan satu meja tulis, satu mesin ronco, dan satu mesin tulis tua, mereka berhasil menyuplai berita ke berbagai surat kabar nasional. Sebelumnya, Adam Malik memang memegang posisi ketua PARTINDO.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Pengalamannya membawa Adam Malik berperan aktif mengikuti gerakan pemuda memperjuangkan kemerdekaan. Beliau bahkan menjadi salah satu tokoh muda yang berperan dalam Peristiwa Rengasdengklok.

Di tahun 1945-1947, Adam Malik mewakili kelompok pemuda menjadi pemimpin komite Van Aksi yakni terpilihnya beliau sebagai Ketua III Komite Nasional Indonesia Pusat yang menyiapkan susunan pemerintahan.

Pada akhir tahun 1950, Adam Malik atau si “Kancil” punya catatan karir di dunia internasional setelah diangkat oleh Soekarno sebagai Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh untuk negara Uni Soviet dan negara Polandia.

Kemampuannya yang luar biasa membuat Adam Malik menjadi Menteri Perdagangan lalu Menteri Luar Negeri Indonesia selama lima kali berturut-turut. Saat itulah, beliau bertemu perwakilan beberapa negara di Asia Tenggara.

Pertemuan tersebut menghasilkan penandatanganan Deklarasi Bangkok yaitu cikal bakal ASEAN terbentuk. Di kancah internasional, Adam Malik menjadi orang Indonesia pertama sebagai Presiden Majelis Umum PBB.

Jabatan tertinggi diemban Adam Malik adalah Wakil Presiden RI tahun 1978. Ragam tanda kehormatan diterimanya, seperti Bintang Mahaputra kl. IV (1971), Bintang Adhi Perdana kl.II (1973), dan Pahlawan Nasional (1998).

Demikian sosok Adam Malik, wakil presiden ketiga RI asal Siantar yang wafat tanggal 5 September. Semoga menambah pengetahuanmu, infoers!

Profil Singkat Adam Malik

Perjalanan Hidup Adam Malik

Perjalanan Karir Adam Malik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *