Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Aceh triwulan I-2025 tumbuh 4,59 persen dibandingkan triwulan I-2024 (y-on-y). Salah satu faktor pemicu pertumbuhan ekonomi adalah pembayaran gaji dan tunjangan ASN.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Plt Kepala BPS Aceh Tasdik Ilhamudin mengatakan, bila melihat tren laju pertumbuhan ekonomi selama lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi triwulan I-2025 konsisten mengikuti pola musiman yang ada. Trennya disebut cenderung membaik dibandingkan periode yang sama dalam tiga tahun terakhir.
“Secara y-on-y ekonomi Aceh triwulan I 2025 cenderung melambat dibandingkan triwulan I 2024, juga cenderung melambat dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2023,” kata Tasdik kepada wartawan, Senin (5/5/2025).
Sedangkan bila dibandingkan dengan triwulan IV-2024 (q-to-q), kondisi ekonomi Aceh triwulan I-2025 mengalami kontraksi sebesar 6,05 persen. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi dihitung dari perubahan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan (PDRB ADHK) yang disajikan menurut lapangan usaha dan pengeluaran.
PDRB menurut lapangan usaha, katanya, mencerminkan aktivitas produksi barang dan jasa, sedangkan PDRB menurut pengeluaran menggambarkan sisi penggunaannya oleh berbagai institusi pelaku kegiatan ekonomi. Jika dilihat berdasarkan PDRB lapangan usaha, pada triwulan I-2025 secara y-on-y sebagian besar kategori mengalami pertumbuhan positif.
“Pertumbuhan tertinggi berasal dari kategori pertambangan dan penggalian sebesar 19,02 persen. kemudian kategori transportasi dan pergudangan sebesar 9,76 persen. Kategori yang mengalami kontraksi sebanyak dua sektor yakni kategori konstruksi dan kategori pengadaan listrik dan gas. Kontraksi terbesar terjadi pada kategori pengadaan listrik dan gas yaitu sebesar 4,77 persen,” jelasnya.
Sementara itu, struktur PDRB Aceh menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku pada triwulan I-2025 menunjukkan perekonomian Tanah Rencong didominasi komponen ekspor barang dan jasa yang mencakup 69,19 persen, diikuti komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 55,06 persen dan komponen PMTB sebesar 30,19 persen.
“Pada triwulan I-2025 secara y-on-y, pertumbuhan tertinggi terdapat pada komponen konsumsi pemerintah yaitu sebesar 7,99 persen. Salah satu faktor penyebabnya yaitu pembayaran THR meliputi gaji dan tunjangan kinerja,” ujar Tasdik.