Polda Riau melalui Direktorat Lalu Lintas terus berupaya menekan angka kecelakaan dan membangun budaya tertib berlalu lintas di tengah masyarakat. Salah satu langkah konkret yang dikembangkan adalah penguatan fungsi Indonesia Safety Driving Centre (ISDC).
Direktur Lalulintas Polda Riau, Kombes Taufiq Lukman mengungkap ISDC bukan hanya tempat belajar teknik mengemudi, tetapi menjadi pusat pembentukan karakter. Termasuk kesadaran pengguna jalan agar lebih peduli terhadap keselamatan diri sendiri maupun orang lain.
“ISDC ini dirancang untuk mendidik siapa saja yang terlibat langsung dalam aktivitas berlalu lintas, baik pengemudi pemula, sopir profesional, petugas lalu lintas, hingga pelatih dan penguji SIM. Tujuan utamanya jelas, mewujudkan lalu lintas yang aman, tertib, dan selamat,” kata Kombes Taufiq, Kamis (29/5/2025).
Materi pembelajaran di ISDC meliputi teori dasar keselamatan berkendara, aturan hukum, teknik mengemudi hingga etika berlalu lintas. Namun ada pula penanganan situasi darurat dan studi kasus kecelakaan.
Semua teori itu diterapkan dalam bentuk pelatihan langsung dan simulasi, sesuai kebutuhan peserta. Di sisi lain, ISDC juga mengembangkan pendekatan pengasuhan untuk membentuk kesadaran kolektif bahwa keselamatan merupakan tanggung jawab bersama.
Menurut Alumni Akpol 2000 itu, penguatan ISDC juga merupakan bagian dari dukungan Polda Riau terhadap Rencana Umum Nasional Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (RUNK LLAJ). Tercatat ada lima pilar utama keselamatan yang menjadi bagian dari program nasional ini.
Kelima pilar yakni manajemen keselamatan jalan, jalan yang berkeselamatan, kendaraan yang berkeselamatan, perilaku pengguna jalan yang berkeselamatan. Terakhir adalah penanganan korban pasca kecelakaan.
“Yang kami dorong adalah bagaimana orang-orang yang berada di jalan itu punya kesadaran. Bukan hanya soal bisa menyetir, tapi soal etika, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap keselamatan,” tegas Taufiq.
Selain itu, ISDC juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti area praktik, simulasi dan laboratorium riset kecelakaan lalu lintas. Keberadaannya mendukung berbagai kebijakan strategis seperti sistem penerbitan SIM berbasis kompetensi, pencatatan perilaku lalu lintas melalui Traffic Attitude Record (TAR), dan penerapan sistem demerit point yang terhubung dengan perpanjangan SIM.
“ISDC adalah bentuk nyata kepedulian Polri dalam menyelamatkan nyawa. Ini bukan program jangka pendek, tapi langkah serius untuk mewujudkan budaya lalu lintas yang lebih disiplin dan beradab,” tutup Kombes Taufiq.
Dengan kurikulum terstruktur, tenaga pelatih bersertifikasi, dan pendekatan pembelajaran yang modern, ISDC diharapkan menjadi pusat unggulan keselamatan berlalu lintas tidak hanya di Riau, tetapi juga secara nasional.