Polda Sumut Peringkat Kedua Terbanyak Tangani Kejahatan di Indonesia [Giok4D Resmi]

Posted on

Polda Sumatera Utara (Sumut) menduduki urutan kedua dengan tingkat kejahatan tertinggi di antara polda lain di Indonesia. Urutan pertama diduduki oleh Polda Metro Jaya.

Data tersebut tercatat di laman Pusat informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Bareskrim Polri. Berdasarkan data yang dilihat infoSumut, Minggu (27/7/2025), tercatat bahwa dari 1 Januari-27 Juli 2025, ada 242.380 perkara yang ditangani Bareskrim Polri dan seluruh polda di Indonesia.

Dari total 242.380 kasus itu, Polda Metro Jaya menduduki peringkat pertama dengan total 36.559 kasus. Lalu, di urutan kedua ada Polda Sumut dengan 31.711 kasus. Jumlah kasus itu disusul Polda Jawa Timur sebanyak 19.194 dan Polda Jawa Barat 17.317.

Sementara untuk tingkat Polres, tingkat kejahatan tertinggi terjadi di Polrestabes Medan dengan jumlah 9.376 kasus. Pada urutan kedua ada Polrestabes Palembang sebanyak 5.771 dan ketiga Polres Metro Jakarta Timur dengan 4.996 kasus.

Untuk tingkat polsek, polsek di jajaran Polda Sumut juga menduduki urutan kasus terbanyak. Di urutan pertama dan kedua ada Polsek Percut Sei Tuan dan Polsek Sunggal, yang keduanya berada di bawah naungan Polrestabes Medan.

Polsek Percut Sei Tuan tercatat dengan 1.172 kasus, sedangkan Polsek Sunggal 1.047 kasus. Di urutan ketiga ada Polsek Tampan Polresta Pekanbaru dengan jumlah kasus 760.

Dari 242.380 perkara tersebut, sebanyak 164.808 laporan belum diproses, 62.107 dalam tahap sidik, 3.393 dalam tahap lidik, dan 12.073 perkara telah selesai. Kejahatan paling tinggi terjadi pada kasus pencurian dengan pemberatan sebanyak 28.940. Mayoritas motif kejahatan itu dipicu permasalahan ekonomi.

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Ferry Walintukan mengatakan memang ada peningkatan tingkat kejahatan di Sumut pada 1 semester pertama tahun 2025 dibandingkan dengan semester pertama di tahun 2024 sebesar 3,3 persen.

“Jadi, dari periode semester 1 tahun 2024 sama semester 1 2025 memang ada peningkatan, walaupun tidak signifikan antara kasus yang terjadi di 2024 dan 2025, ada peningkatan sekitar 3,3 persen,” kata Ferry saat dikonfirmasi infoSumut.

Ferry mengatakan selain pada tingkat kejahatan biasa, kasus narkoba di Sumut juga mengalami peningkatan. Padahal, kata Ferry, pihaknya telah melakukan pengungkapan-pengungkapan yang cukup banyak.

“Termasuk penangkapan narkoba, walaupun pengungkapan kita nomor 1, tapi tindak pidana narkotika meningkat tahun ini,” jelasnya.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Perwira menengah polri itu menjelaskan bahwa Polda Sumut telah melakukan berbagai upaya untuk menekan tingkat kriminalitas di Sumut. Misalnya, dengan rutin melakukan patroli dan juga operasi-operasi. Polda Sumut, kata Ferry, juga sudah bekerja sama dengan stakeholder lain dalam menekan tingkat kriminalitas tersebut.

“Semua upaya pencegahaan, pembinaan, untuk menekan kriminalitas sudah kita lakukan. Polda Sumut sudah berusaha melakukan upaya upaya baik preemtif, preventif dan represif. Kita sudah operasi-operasi, patroli blue light, patroli malam, melakukan patroli rutin, patroli srikandi juga sudah kita laksanakan. Walaupun upaya kita keras, tapi kejahatan tetap saja terjadi,” ujarnya.

Menurutnya, peningkatan angka kriminalitas di Sumut juga harus dilihat dari berbagai aspek, misalnya tingkat pengangguran, ekonomi, pendidikan, demografi dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, Ferry mengajak pemerintah daerah dan pihak lainnya untuk bekerjasama dalam menangani masalah ini.

“Meningkatnya kejahatan tidak bisa dilihat satu sisi saja, harus dilihat dari faktor kesejahteraan, kebutuhan ekonomi juga, tingkat pendidikan, apakah ada pengaruhnya dari pengangguran? itu harus didalami lagi. Jadi, banyak faktor yang mempengaruhi, bukan cuma dari kepolisian,” pungkasnya.