Presiden Prabowo Subianto berbicara tentang pentingnya perdamaian dan rekonsiliasi dalam acara St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 yang berlangsung di Rusia. Prabowo sempat menyinggung kisahnya dengan Gubernur Aceh Muzakir Manaf alias Mualem saat konflik antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Pemerintah Indonesia.
Kegiatan SPIEF 2025 berlangsung di ExpoForum Convention and Exhibition Centre, St. Petersburg itu dihadiri Presiden Rusia Vladimir Putin, Pangeran Nasser bin Hamad Al-Khalifa dari Bahrain yang merupakan Co-Partner SPIEF, Wakil Perdana Menteri Tiongkok Ding Xuexiang, serta Wakil Presiden Afrika Selatan Paul Mashatile. Kegiatan itu disiarkan langsung di YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (20/6).
Prabowo awalnya bercerita tentang Nelson Mandela yang melakukan rekonsiliasi dengan musuh lamanya. Prabowo mengaku menerapkan hal serupa dalam politik di dalam negeri.
Ketua Umum Partai Gerindra itu menyebutkan dirinya telah banyak berdamai dengan mantan lawannya. Prabowo kemudian menyinggung konflik Aceh yang terjadi lebih dari 30 tahun.
“Tapi bisa anda bayangkan bahwa mantan komandan tentara pembebasan Aceh berjuang melawan kami 25 tahun lebih, sekarang dia bergabung dengan partai saya, dia ada di partai politik saya. Dan dia sekarang gubernur Aceh dan saya presiden Republik Indonesia,” kata Prabowo seperti dikutip infoSumut, Sabtu (22/6).
Menurutnya, hal itu menggambarkan tentang mantan musuh yang bersatu. Prabowo selaku mantan prajurit TNI mengaku tahu betul nilai-nilai perdamaian dan rekonsiliasi.
“Dan saya pikir ini adalah pelajaran dari Nelson Mandela,” jelasnya.
“Sebagai mantan prajurit saya selalu mencoba sekarang bahkan sebelumnya syaa selalu mencoba untuk bernegosiasi, negosiasi, negosiasi. Lebih baik berbicara daripada saling membunuh,” lanjutnya.
Diketahui, Muzakir Manaf (Mualem) merupakan mantan Panglima GAM. Dia saat ini duduk sebagai gubernur Aceh, dan Fadhlullah Dek Fadh yang juga mantan kombatan GAM sebagai wakil gubernur. Sementara Prabowo mantan Danjen Kopassus.