Rencana Israel memperluas operasi militer di Jalur Gaza untuk menguasai Gaza, kota terbesar di Palestina mendapat kecaman dari Presiden Prancis Emmanuel Marcon. Marcon menilai rencana itu sebagai sebuah bencana dan jalan cepat menuju perang permanen.
“Perang ini harus diakhiri sekarang juga dengan gencatan senjata permanen,” tegas Macron dalam pernyataan dilansir infoNews dari Reuters, Selasa (12/8/2025).
Macron kemudian mengecam rencana Israel untuk menguasai Kota Gaza. Ia menganggap itu sebagai bencana dengan tingkat keseriusan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan langkah cepat menuju perang permanen.
Kabinet keamanan Israel pekan lalu menyetujui rencana yang diusulkan oleh Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu agar militer Tel Aviv “mengambil alih kendali” atas Kota Gaza, kota terbesar di Jalur Gaza. Rencana itu disebut bertujuan untuk “mengalahkan” Hamas di Jalur Gaza.
“Para sandera Israel dan rakyat Gaza akan terus menjadi korban utama dari strategis ini,” sebut Macron dalam pernyataannya.
Dalam pernyataannya, Macron menegaskan bahwa penting untuk membentuk misi stabilisasi yang diamanatkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) guna mengamankan Jalur Gaza.
“Dewan Keamanan (PBB) sekarang harus bekerja untuk membentuk misi ini dan memberinya mandat. Saya telah meminta tim saya untuk segera mengerjakan hal ini bersama mitra-mitra kami,” ucapnya.
Sementara itu, Netanyahu pada Minggu (10/8) membela rencana negaranya untuk menguasai Kota Gaza dan memperluas serangan di Jalur Gaza.
“Israel tidak memiliki pilihan selain menyelesaikan pekerjaan dan menuntaskan kekalahan Hamas,” tegasnya.
“Kami memiliki sekitar 70 persen hingga 75 persen wilayah Gaza di bawah kendali Israel, kendali militer. Tetapi kami masih memiliki dua benteng tersisa, oke? Ini adalah Kota Gaza dan kamp-kamp pusat di Al Mawasi,” ucap Netanyahu merujuk pada dua benteng Hamas yang tersisa di Jalur Gaza.
Pada Senin (11/8), Netanyahu mengumumkan bahwa serangan militer terbaru terhadap Jalur Gaza akan segera dimulai. Netanyahu berharap dapat menyelesaikan serangan terbaru ke Jalur Gaza dengan “cukup cepat”.
Netanyuhu Sebut Gaza di Bawah Kendali Israel
Sementara itu, Netanyahu pada Minggu (10/8) membela rencana negaranya untuk menguasai Kota Gaza dan memperluas serangan di Jalur Gaza.
“Israel tidak memiliki pilihan selain menyelesaikan pekerjaan dan menuntaskan kekalahan Hamas,” tegasnya.
“Kami memiliki sekitar 70 persen hingga 75 persen wilayah Gaza di bawah kendali Israel, kendali militer. Tetapi kami masih memiliki dua benteng tersisa, oke? Ini adalah Kota Gaza dan kamp-kamp pusat di Al Mawasi,” ucap Netanyahu merujuk pada dua benteng Hamas yang tersisa di Jalur Gaza.
Pada Senin (11/8), Netanyahu mengumumkan bahwa serangan militer terbaru terhadap Jalur Gaza akan segera dimulai. Netanyahu berharap dapat menyelesaikan serangan terbaru ke Jalur Gaza dengan “cukup cepat”.