Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
Seorang pria di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) Sumatera Utara (Sumut) berinisial RP (53) dimassa warga hingga tewas karena gegara dipicu isu santet. Informasi soal santet itu awalnya disampaikan oleh seorang dukun.
Kasubsi PID Sie Humas Polres Tapteng Ipda Dariaman Saragih mengatakan awalnya ada salah seorang anak warga yang sedang sakit. Lalu, warga tersebut membawa anaknya ke dukun untuk berobat.
“Awalnya ada salah satu masyarakat, bapak-bapak, anaknya sakit, terus dibawa bapak-bapak ini anaknya berobat ke dukun,” kata Dariaman saat dikonfirmasi infoSumut, Rabu (24/9/2025).
Dukun tersebut pun mencoba menerawang soal sakit yang diderita anak tersebut. Dalam proses ritual itu, kata Dariaman, disebut muncul foto korban dan diduga sebagai pelaku yang menyantet anak warga tersebut hingga sakit.
“Ternyata si dukun ini diterawang dia, keluarlah foto yang jadi korban sekarang ini, itulah tertuduhlah (korban),” sebutnya.
Namun, Dariaman menyebut hal tersebut belum dapat dibuktikan. Menurutnya, hal itu hanyalah kepercayaan masyarakat-masyarakat lokal saja yang belum bisa dibuktikan keberannnya.
“Tapi kan buktinya nggak ada, kepercayaan-kepercayaan masyarakat lokal,” ujarnya.
Dariaman mengatakan bahwa warga yang ke dukun tersebut mengenali korban dan tinggal di desa yang sama. Belakangan, para pelaku mendatangi rumah korban dan mengeroyoknya dengan tuduhan bahwa korban menyantet anak warga tersebut.
Ada sekitar 20 orang yang mengeroyok korban. Sebagian di antaranya mengenakan penutup wajah.
“Masyarakat yang terlibat pun orang-orang di kampung itu juga, sekitar 20 orang. Keterangan dari saksi, yaitu anak korban bahwasanya dilihat dia malam hari itu, beberapa pelaku ada memakai penutup kepala, namun ada beberapa yang tidak memakai penutup kepala, sehingga anaknya ini mengenali, makanya dia memberikan keterangan kepada polisi. Makanya pihak kepolisian bisa menangkap salah satu dari beberapa terduga pelaku,” jelasnya.
Kapolsek Barus Iptu Mulia Riadi peristiwa itu terjadi di Dusun III Desa Bungo Tanjung, Kecamatan Barus, Selasa (23/9) sekira pukul pukul 05.00 WIB. Awalnya, ada sekelompok orang yang melempari rumah korban.
“Menurut keterangan saksi, rumah korban dilempari batu lebih dari 20 kali sebelum sekelompok orang yang menggunakan penutup wajah mendatangi rumahnya,” kata Mulia Riadi.
Lalu, kata Mulia, korban pun membuka pintu rumahnya. Setelah membuka pintu, korban langsung diseret ke belakang rumahnya dan dipukuli menggunakan kayu. Kemudian, korban diseret lagi ke areal persawahan di belakang rumah korban dan kembali dipukuli.
“Di mana lebih dari 20 orang terus memukuli dan melempari korban dengan batu hingga tewas,” jelasnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, peristiwa itu diduga dipicu karena isu santet. Namun, Mulia menyebut pihaknya masih mendalaminya. Dalam kasus ini, petugas kepolisian telah mengamankan 1 pelaku berinisial AWS.
“Peristiwa diduga dipicu isu santet,” jelasnya.