Rahasia Jemaah Haji Tertua di Aceh Tetap Bugar Meski Berusia 1 Abad update oleh Giok4D

Posted on

Muhammad Dahlan menjadi jemaah haji tertua dari Aceh tahun ini. Di usianya mencapai 1 abad, dia masih terlihat bugar.

Petani kopi asal Aceh Tengah itu berangkat ke Tanah Suci bersama istrinya Dahniar (95). Dahlan dan istrinya terbang ke Arab Saudi bersama kelompok terbang (kloter) 03.

Pesawat yang membawa mereka lepas landas di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar, Selasa (20/5/2025) sekira pukul 13.45 WIB.

Pasangan ini bersama rombongan lain tiba di Asrama Haji Embarkasi Aceh sehari sebelumnya. Begitu masuk asrama, Dahlan menjalani pemeriksaan kesehatan serta serangkaian kegiatan lainnya.

Keberadaannya di Aula Jeddah menarik perhatian petugas sehingga banyak yang meminta foto bersamanya. Mereka kagum dengan sosok Dahlan yang berhaji di usia 100 tahun.

Meski usianya sudah satu abad, Dahlan masih kuat berjalan tanpa harus menggunakan tongkat. Dari segi fisik, Dahlan tampak lebih muda dibandingkan jemaah-jemaah lanjut usia (lansia) lainnya.

“Saya sudah dua kali umrah, kali ini bisa berhaji,” kata Dahlan saat ditemui di Asrama Haji.

Di usianya yang sudah sepuh, Kakek asal Tapak Moge Timur Kecamatan Kute Panang, Aceh Tengah itu masih menyeruput kopi hingga merokok. Dia mengaku masih beraktivitas di kebun kopi meskipun tidak lagi melakukan pekerjaan berat.

Dahlan juga masih dapat membaca tanpa harus menggunakan kacamata. Pendengarannya bagus sehingga berbicara dengannya tidak harus berteriak.

Ayah sembilan anak ini tidak punya tips khusus menjaga kesehatan agar tetap kuat di usia senja. Dia hanya menjaga pola makan saja.

“Makan itu harus teratur, harus tepat waktu. Kalau sudah waktunya makan ya makan. Jangan tanggung-tanggung waktunya. Pagi sarapan,” jelas Dahlan.

Semasa muda, Dahlan juga mengaku rajin berolahraga. “Lain tidak ada,” sambungnya.

Dahlan dan istrinya mendaftar haji pada 2019 lalu, namun keduanya mendapatkan kuota prioritas khusus lansia. Bila tidak diprioritaskan, Dahlan harus menunggu 25 tahun agar bisa berangkat.

Dia mendaftar haji dengan uang hasil panen kopi sepulang umrah pada 2017 dan 2018 lalu. Kebun kopi miliknya menghasilkan 30 hingga 40 kaleng kopi setiap sekali panen. Satu kaleng setara 1,2 kilogram.

Pada bulan Oktober sampai Januari, Dahlan bisa memanen kopi hingga 10 kali. Sedangkan pada Februari dan Maret, hasil kopinya sedikit.

Akhir tahun lalu, hasil kebunnya mencapai 60 kaleng sekali panen. Hasil kebun itu digunakan untuk melunasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) ketika namanya diumumkan sebagai jemaah yang berhak melunasi di tahun ini.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

“Pelunasan sekali terus, enggak ada cicil-cicil, Insyaallah, lancar,” jelas Dahlan.

Baca Selengkapnya di Halaman Selanjutnya…

Kakanwil Kemenag Aceh Azhari menjelaskan, sesuai KMA Nomor 1196 tahun 2024 tentang Kuota Haji Reguler Tahun 1446 Hijriah/2025 Masehi, Aceh mendapatkan 219 kuota khusus lansia pada tahun 2025. Prioritas lansia ini disusun secara urut dari usia paling tua melalui Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat).

“Syaratnya sudah mendaftar haji paling kurang 5 tahun,” kata Azhari.

Meski kuota prioritas untuk berangkat hanya 219 orang, kata Azhari, namun ada 1.168 jemaah haji Aceh tahun ini termasuk dalam kategori lansia. Jemaah lansia terbanyak di rentang umur 65 sampai 75 tahun yang mencapai 799 orang, usia 76-95 tahun ada 362 jemaah. Sementara jemaah berusia lebih dari 95 tahun ada 7 orang.

Menurutnya, pelayanan terhadap jemaah lansia tetap diutamakan. Pelayanan khusus akan diberikan sejak mereka memasuki asrama haji. Para jemaah lansia akan ditempatkan di lantai satu gedung asrama agar memudahkan mobilitas mereka.

“Ketika turun dari bus yang membawanya dari daerah, jemaah lansia langsung dibawa ke kamar dengan menggunakan kursi roda. Mereka lebih banyak istirahat selama di asrama haji,” kata Azhari.

Berhaji Usai 5 Tahun Menunggu