Ramai Seruan Hentikan Edit Foto Seleb Jadi Objek Fantasi Lewat AI

Posted on

Fenomena mengedit foto dengan Artificial Intelligence (AI) bersama selebritas belakangan semakin ramai. Namun, tren itu mulai menimbulkan masalah karena banyak beredar foto AI dengan pose tidak pantas.

Foto-foto tersebut tersebar luas di media sosial, menampilkan artis, idol K-Pop, hingga atlet favorit. Sayangnya, editan yang dibuat-mulai dari dirangkul, dipeluk, hingga dicium-dinilai melanggar privasi selebritas. Sekilas, hasil editan itu bahkan tampak seperti foto asli.

Untuk mencegah penyalahgunaan lebih jauh, sebuah template imbauan beredar di Instagram dan telah dibagikan lebih dari 22 ribu akun.

“Berhenti pakai AI untuk hal yang tidak pantas. Kami ingin mengingatkan untuk tidak membuat editan seperti ini memakai AI/Gemini atau apapun itu, terutama yang arahnya ke hal-hal tidak pantas,” tertulis dalam template tersebut.

“Idola kita adalah manusia, bukan objek fantasi. Yuk belajar sama-sama menghargai,” lanjut pesannya.

Sejumlah selebritas ikut menyuarakan hal serupa dengan membagikan template itu, di antaranya Adhisty Zara, Adipati Dolken, Lula Lahfah, Tissa Biani, Abidzar Al Ghifari, Rispo, dan Jennifer Coppen.

Tak hanya artis, beberapa pemain Timnas Indonesia juga menyampaikan keberatan karena fotonya disalahgunakan. Justin Hubner menegaskan ketidaknyamanannya setelah melihat foto AI dirinya mencium seorang perempuan.

“Teman-teman, bisakah kita berhenti membuat editan seperti aku mencium gadis lain? Satu-satunya yang ingin aku cium hanyalah Jen,” tulis Justin.

Sementara itu, Rizky Ridho juga memprotes foto AI yang memperlihatkan dirinya sedang memeluk perempuan dari belakang.
“Teman teman minta tolong lebih sopan lagi ya, tidak perlu edit yang kayak gini,” ujarnya sembari mengunggah foto editan tengah mencium perempuan yang diblur.

Kasus ini menjadi pengingat agar penggunaan AI tetap memperhatikan etika dan tidak merugikan orang lain. Mengedit foto boleh saja, asalkan tidak menjadikan orang lain, terutama publik figur, sebagai objek fantasi yang tidak pantas.