‘Ritual’ Khusus Menurunkan Jalur Jelang Berpacu di Kuansing yang Mendunia

Posted on

Tradisi pacu jalur atau balap perahu di Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, tengah menjadi sorotan dunia. Rupanya dalam tradisi itu ada ‘ritual’ khusus sebelum jalur turun untuk ikut berpacu.

“Namanya event tradisional ada namanya Melangka, rezeki. Ini tradisi pertama saat jalur turun dari kandang,” cerita pengurus jalur, Pendekar Bukik Nan Tigo Aan saat berbincang, Jumat (4/7/2025).

Selain itu, saat anak pacuan akan turun ke jalur juga ada jam-jam tertentu. Waktunya telah ditentukan dengan melihat kondisi di lapangan.

“Saat anak pacuan turun ke jalur itu sudah ada waktunya, jam berapa. Sampai nanti mau ke lintasan itu sudah ada waktunya. Biasanya itu ditentukan oleh orang tua jalur. Ya tokoh-tokoh kita yang menentukan untuk semua itu,” katanya.

Sedangkan untuk menentukan anak tarian dan tukang onjai juga didasari berbagai pertimbangan. Salah satunya harus pandai berenang.

“Untuk menentukan anak tarian dan onjai itu biasanya disiapkan anak-anak yang pandai berenang. Karena posisi mereka nanti ada yang terjun ke sungai dalam waktu tertentu,” katanya.

Anak tarian dan onjai akan terjun ke sungai atau yang disebut Batang Kuantan. Mereka terjun dan berenang setelah mendapat aba-aba waktu terjun yang tepat.

“Pertama mereka terjun kalau jalurnya berat depan, itu anak tarian terjun. Lalu kalau jalur berat belakang, itu juga tukang onjai lompat ke sungai untuk mengurangi beban,” imbuh Aan.

Namun Aan mengungkap kebanggannya atas keterlibatan anak-anak di pacu jalur. Menurutnya, merekalah generasi penerus dalam ajang tradisional tersebut nantinya.

“Jadi waktu-waktu tertentu mereka ini ada peran masing-masing. Mereka inilah nanti generasi pemerus tradisi pacu jalur. Maka kita bangga event kita ini dikenal dunia, di Riau tentu ini jadi kebanggaan karena kan trend positif,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *