Setiap tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda, sebuah momen bersejarah yang menjadi tonggak utama persatuan bangsa. Pada tahun 2025 ini, kita akan merayakan peringatan yang ke-97, yang jatuh pada hari Selasa, 28 Oktober 2025.
Peringatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan sebuah pengingat akan api semangat para pemuda di tahun 1928 yang berhasil melahirkan ikrar persatuan. Mari kita telusuri kembali sejarah lahirnya Sumpah Pemuda, isi teks ikrarnya, serta bagaimana kita bisa menerapkan nilai-nilainya di era modern.
Melansir laman resmi Museum Sumpah Pemuda, semangat Sumpah Pemuda tidak lahir dalam semalam. Ia merupakan puncak dari gelombang kesadaran kebangsaan yang telah tumbuh sejak awal abad ke-20. Berikut kronologi lahirnya Sumpah Pemuda.
1. Akar Pergerakan: Dari Kedaerahan Menuju Nasionalisme
Pada awal 1900-an, bermunculan berbagai organisasi pemuda yang masih bersifat kedaerahan, seperti Jong Java (1915), Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, dan lainnya. Meskipun memiliki cita-cita kemerdekaan yang sama, sentimen regionalisme masih sangat kental.
Kesadaran untuk bersatu dalam skala nasional mulai menguat dengan hadirnya Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI). Organisasi ini menjadi motor penggerak karena anggotanya berasal dari berbagai wilayah di Hindia Belanda dan memiliki visi nasionalis yang kuat.
Sebagai langkah awal, diselenggarakan Kongres Pemuda I pada 30 April hingga 2 Mei 1926. Meskipun belum menghasilkan ikrar final, kongres ini berhasil membuka dialog dan merintis jalan menuju persatuan yang lebih solid.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
2. Puncak Perjuangan: Kronologi Kongres Pemuda II
Atas prakarsa PPPI, Kongres Pemuda II digelar pada 27-28 Oktober 1928 di Jakarta. Kongres ini berlangsung di tiga lokasi berbeda dan menjadi saksi lahirnya ikrar pemersatu.
Teks Sumpah Pemuda yang kita kenal sekarang merupakan hasil penyesuaian dari ejaan lama. Berikut adalah kedua versinya.
Versi Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
Teks Asli dengan Ejaan Van Ophuijsen
Sebelum adanya Sumpah Pemuda, perjuangan bersifat kedaerahan. Ikrar ini berhasil menyatukan seluruh elemen bangsa di bawah satu identitas.
Semangat Sumpah Pemuda tidak boleh berhenti di buku sejarah. Berikut adalah beberapa cara untuk menerapkan semangat Hari Sumpah Pemuda di kehidupan sehari-hari:
Sumpah Pemuda adalah bukti bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan kekayaan yang bisa disatukan oleh cita-cita bersama. Selamat menyambut Hari Sumpah Pemuda ke-97!







