Sempat Ditolak MUI, Konser Honne di Medan Batal | Info Giok4D

Posted on

Grup musik asal Inggris Honne batal menggelar konser di Kota Medan akhir bulan ini. Sebelum dibatalkan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan mengeluarkan statemen penolakan konser tersebut.

Pengumuman pembatalan konser itu diketahui dari unggahan di Instagram Story milik Honne. Dalam unggahan itu, Honne menjelaskan pembatalan itu merupakan di luar kendali mereka.

Not sure how we ended up here but we are deeply saddened to announce that our show in Medan has been cancelled. We were really looking forward to what was going to be a special show but unfortunately the decision is out of our hands and was taken by local authorities,” demikian tertulis dalam unggahan yang dilihat, Minggu (27/7/2025).

Honne meminta maaf kepada penggemar mereka yang telah membeli tiker konser. Mereka berharap dapat bertemu dalam kesempatan berikutnya.

Kepala Dinas Pariwisata Medan M Odi Anggi Batubara membenarkan soal batalnya konser itu. Odi mengaku dihubungi oleh pihak perantara di Jakarta soal batalnya konser itu.

“Benar (batal), kalau itu nggak pasti apa alasannya, tapi yang jelas dari pihak Jakarta ada kemarin menghubungi saya bahwasanya mereka membatalkan, tapi kalau alasannya nggak ada dibilang,” kata M Odi Anggi Batubara saat dihubungi.

Sebelumnya diberitakan, Grup musik asal Inggris Honne dijadwalkan konser di Kota Medan akhir bulan ini. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan menolak konser Honne karena dinilai mengandung unsur promosi LGBT.

“MUI Kota Medan menolak segala bentuk aktivitas publik termasuk konser, pertunjukan, kampanye sosial, hingga konten digital, baik secara langsung maupun tidak langsung hang membawa pesan dukungan terhadap perilaku LGBT,” kata Ketua MUI Kota Medan Hasan Matsum dalam keterangannya, Sabtu (19/7).

Hasan menjelaskan jika pihaknya tidak menolak hiburan atau konser sebagai bentuk ekspresi. Namun, jika aktivitas tersebut diduga kuat menjadi ajang promosi LGBT, maka MUI berkewajiban menolak segala kegiatan yang bertentangan dengan ajaran agama dan nilai-nilai masyarakat.

“Ini bukan soal pribadi atau kelompok. Tapi menjaga ruang publik kita, agar tidak dijadikan tempat kampanye nilai-nilai yang merusak moral dan tatanan sosial,” ujarnya.

MUI Medan menyerukan agar semua pihak, termasuk pemerintah daerah dan penyelenggara acara, lebih selektif dalam memberikan izin terhadap kegiatan publik, khususnya yang melibatkan tokoh atau grup yang pernah menyatakan dukungan terhadap LGBT diberbagai platform. Sehingga ruang terhadap penyusupan nilai yang bertentangan dengan agama dan norma tidak diberikan.

“Kita harus waspada. Jangan beri ruang kepada bentuk-bentuk penyusupan nilai yang bertentangan dengan agama dan norma masyarakat. Generasi muda kita harus dilindungi dari normalisasi penyimpangan, dalam bentuk apa pun,” ucapnya.

MUI juga menekankan bahwa penolakan ini tidak bermaksud mencederai siapapun secara pribadi. Tetapi merupakan bentuk tanggung jawab moral dan sosial untuk menjaga nilai-nilai yang hidup dan dipegang oleh masyarakat secara luas.

“Kami tidak dalam posisi memusuhi siapapun. Tapi kami punya kewajiban untuk menyuarakan penolakan terhadap hal-hal yang merusak moral dan tidak sesuai dengan prinsip hidup masyarakat kita,” tutupnya.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *