Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Kisah memilukan yang menimpa Nia Kurnia Sari (18), gadis penjual gorengan di Padang Pariaman, Sumatera Barat, diangkat ke layar lebar. Tragedi yang sempat mengguncang publik Indonesia pada September 2024 lalu ini menarik perhatian sutradara kondang, Aditya Gumay, untuk mengabadikan perjuangan hidup Nia dalam sebuah film layar lebar berjudul “NIA”.
Film ini tidak hanya sekadar mereka ulang tragedi kriminal, melainkan bertujuan untuk menyoroti gigihnya perjuangan seorang gadis muda yang rela bekerja keras demi cita-citanya melanjutkan pendidikan.
Melansir laman Lembaga Sensor Film RI, film “NIA” akan berfokus pada keseharian Nia Kurnia Sari, sosok yang dikenal santun dan pekerja keras di kampungnya, Kayu Tanam. Penonton akan dibawa melihat rutinitas Nia yang menjajakan gorengan keliling kampung setiap sore demi menabung uang kuliah. Di balik senyumnya saat melayani pembeli, tersimpan harapan besar untuk mengangkat derajat keluarga.
Namun, alur cerita akan memuncak pada hari naas tersebut. Hari di mana Nia tidak pernah kembali ke rumah. Film ini diprediksi akan menggambarkan ketegangan saat proses pencarian dilakukan oleh warga dan keluarga, hingga ditemukannya fakta menyakitkan yang mengakhiri mimpi-mimpi Nia.
Kisah ini adalah representasi dari perjuangan kaum kecil yang harus berhadapan dengan kejahatan tak terduga di lingkungan terdekat mereka.
Alur cerita film ini tentunya tidak lepas dari fakta-fakta kelam yang telah diberitakan secara luas. Dikutip dari pemberitaan infoSumut, kasus ini bermula dari laporan hilangnya Nia saat berjualan gorengan pada Jumat (6/9/2024).
Berdasarkan arsip berita infoSumut, jasad Nia ditemukan dalam kondisi terkubur tanpa busana dengan tangan terikat pada Minggu (8/9/2024), berjarak sekitar 500 meter dari rumahnya. Penemuan ini menjadi titik awal terungkapnya kejahatan keji yang dilakukan oleh tersangka Indra Septiarman alias IS (26).
Dalam proses produksi film, detail mengenai pengejaran pelaku juga menjadi elemen penting yang dramatis. Sebagaimana dilansir dari infoSumut, tersangka IS sempat menjadi buronan selama 11 hari. Ia bersembunyi di hutan hingga akhirnya tertangkap oleh warga dan polisi saat bersembunyi di loteng sebuah rumah kosong pada Kamis (19/9/2024). Fakta-fakta investigasi, termasuk pengakuan tersangka yang telah mengintai korban, menjadi landasan kuat bagaimana narasi ketegangan dalam film ini akan dibangun.
Film “NIA” diharapkan bukan hanya menjadi tontonan yang menguras air mata, tetapi juga pengingat akan pentingnya keamanan sosial dan penghormatan terhadap perjuangan perempuan. Hingga saat ini, publik masih menanti pengumuman resmi mengenai jajaran pemeran dan tanggal rilis pasti film tersebut di bioskop.







