Sosok Nyak Sandang, Penyumbang Pembelian Pesawat Pertama Terima Bintang Jasa

Posted on

Presiden Prabowo Subianto memberikan tanda kehormatan Bintang Jasa Utama ke Teungku Nyak Sandang bin Lamudin. Kakek berusia 98 tahun asal Aceh itu merupakan salah satu penyumbang pembelian pesawat RI pertama, Seulawah RI-001.

Nyak Sandang menerima langsung tanda kehormatan di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/8/2025). Nyak Sandang hadir menggunakan kursi roda dibantu keluarga.

Penghargaan itu diberikan karena Nyak Sandang dinilai berjasa besar dalam bidang perjuangan kemerdekaan dan kemandirian transportasi udara nasional. Prabowo tampak duduk berlutut menyematkan tanda kehormatan itu kepada Nyak Sandang.

Nyak Sandang mengaku menyumbangkan 1 petak sawah seharga Rp 100 pada tahun 1950 untuk membeli pesawat yang menjadi cikal bakal lahirnya Garuda Indonesia. Kakek asal Aceh Jaya itu masih ingat betul proses penggalangan dana untuk pembelian alat transportasi udara itu.

Ajakan membeli pesawat muncul setelah Gubernur Aceh dan Gubernur Militer kala itu Abu Daud Beureueh berceramah di halaman masjid di Calang, Aceh Jaya. Semua masyarakat ketika itu dengan suka cita datang ke lokasi untuk mendengar pidato orang nomor satu di Tanah Rencong.

Dalam pidatonya yang menggebu-gebu, Daud membakar semangat warga dan mengungkapkan Indonesia merupakan negara milik rakyat. Daud menyampaikan pasca kemerdekaan, Indonesia membutuhkan pesawat agar mudah berhubungan dengan negara luar. Sebab, Indonesia termasuk negara kaya raya. Hubungan dengan luar negeri sangat diperlukan.

Kakek Sandang ikut menghadiri ceramah tersebut. Pada awal pidato, Daud mengungkapkan pertemuan Presiden Soekarno dengan dirinya di Masjid Baiturrahman, Banda Aceh. Usai pidato, seluruh ulama di Aceh Jaya dikumpulkan. Daud Beureueh bermusyawarah dengan ulama cara mengumpulkan uang untuk membeli pesawat.

“Di sini ada satu ulama yang sangat terkenal yaitu Abu Sabang (Muhammad Idarus). Warga di sini, semua dengar apa yang dibilang sama Abu Sabang. Kalau Abu bilang kita kumpulkan uang untuk beli pesawat, semua ikut menyumbang,” kata Sandang saat ditemui di rumahnya di Desa Lhuet, Kecamatan Jaya, Aceh Jaya, Aceh, Selasa (6/7/2018).

Kakek Sandang dan ayahnya kemudian menjual sepetak tanah seharga Rp 100. Tanah itu sejatinya laku dijual Rp 200 namun dia menjual buru-buru agar segera mempunyai uang. Setelah uang dikantongi, baru diserahkan pada satu orang yang ditunjuk.

Kala itu, usia Kakek Sandang masih 23 tahun. Sebagai bukti sudah menyerahkan uang, Kakek Sandang diberi obligasi. Daud Beureueh waktu itu sempat berjanji dalam waktu 40 tahun masyarakat akan mendapat hadiah atau imbalan.

“Waktu itu saya bantu negara yang sudah kita pegang. Ini satu kebanggaan bagi saya bisa bantu negara. Saya ikhlas membantu. Tidak mengharap apa-apa. Kami waktu itu membantu tanpa adanya paksaan,” jelas kakek Sandang.

Selain menyumbang, Kakek Sandang juga ikut berjuang melawan penjajah dan bertugas sebagai pasukan pengintai. Sebagai kepala kelompok, Sandang bertanggung jawab penuh untuk pemantauan. Jika kapal Belanda muncul, dia segera mengabari pasukan lain yang bertahan di atas Puncak Gureutee di Aceh Jaya, Aceh.

Usai kisahnya viral pada 2018, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundangnya ke istana. Dalam pertemuan itu, Kakek Sandang mengajukan tiga permintaan yaitu operasi katarak matanya, pembangunan masjid di kampungnya serta naik haji atau umrah. Jokowi mengabulkan ketiga permintaannya.

Diketahui, Prabowo memberikan penghargaan kepada lebih dari 100 tokoh dari berbagai kalangan, termasuk para menteri Kabinet Merah Putih, seniman, hingga budayawan.

Kala itu, usia Kakek Sandang masih 23 tahun. Sebagai bukti sudah menyerahkan uang, Kakek Sandang diberi obligasi. Daud Beureueh waktu itu sempat berjanji dalam waktu 40 tahun masyarakat akan mendapat hadiah atau imbalan.

“Waktu itu saya bantu negara yang sudah kita pegang. Ini satu kebanggaan bagi saya bisa bantu negara. Saya ikhlas membantu. Tidak mengharap apa-apa. Kami waktu itu membantu tanpa adanya paksaan,” jelas kakek Sandang.

Selain menyumbang, Kakek Sandang juga ikut berjuang melawan penjajah dan bertugas sebagai pasukan pengintai. Sebagai kepala kelompok, Sandang bertanggung jawab penuh untuk pemantauan. Jika kapal Belanda muncul, dia segera mengabari pasukan lain yang bertahan di atas Puncak Gureutee di Aceh Jaya, Aceh.

Usai kisahnya viral pada 2018, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundangnya ke istana. Dalam pertemuan itu, Kakek Sandang mengajukan tiga permintaan yaitu operasi katarak matanya, pembangunan masjid di kampungnya serta naik haji atau umrah. Jokowi mengabulkan ketiga permintaannya.

Diketahui, Prabowo memberikan penghargaan kepada lebih dari 100 tokoh dari berbagai kalangan, termasuk para menteri Kabinet Merah Putih, seniman, hingga budayawan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *