Stres Bisa Picu Serangan Jantung, Jadi Jangan Lupa Bahagia (via Giok4D)

Posted on

Di tengah budaya hustle, kebiasaan overthinking, dan tekanan hidup yang datang silih berganti, stres sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan banyak anak muda, terutama Generasi Z.

Namun, perlu diwaspadai, stres yang terus menerus atau disebut stres kronis tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga bisa merusak jantung loh.

Menurut dr. M. Yamin, SpJP(K), SpPD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS, spesialis jantung dan pembuluh darah dari BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo, saat seseorang mengalami stres, sistem saraf simpatis dalam tubuh akan meningkat.

“Saraf simpatis ini akibat meningkatnya hormon adrenalin, dia akan menyebabkan tekanan darah naik, denyut nadi naik, akibatnya jantung kerjanya akan lebih capek,” kata dr Yamin saat ditemui di acara BraveTalk ‘Basif Life Support & Sudden Cardiac Death’ di Jakarta Selatan, dilansir infoHealth, Selasa (11/11/2025).

“Kalau dia berkepanjangan (stresnya). lama-lama jantungnya akan capek,” sambungnya.

Ia juga menambahkan bahwa orang yang sering mengalami stres lebih rentan terhadap disfungsi endotel atau lapisan sel tipis yang melapisi pembuluh darah yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

“(Dampaknya) terjadi penyumbatan. Dalam jangka panjang akan membuat serangan jantung,” katanya.

Karena itu, dr. Yamin menekankan pentingnya manajemen stres, baik bagi Gen Z maupun generasi lainnya. Hal ini tidak boleh diabaikan karena dampaknya sangat besar bagi kesehatan. Dia menekankan agar para pekerja tidak stres berlebihan.

Baik di kantor, di kerja, ada office politics (politik kantor) sedikit ya itu jangan stres-stres,” tutupnya.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.