Setiap hari sudah menyapu, mengepel, dan merapikan rumah, tapi entah mengapa debu dan kotoran tetap saja cepat kembali. Banyak orang mengira masalahnya ada pada lingkungan atau cuaca, padahal penyebab sebenarnya sering kali berasal dari cara bebersih yang kurang tepat.
Alih-alih membuat rumah lebih bersih, beberapa kebiasaan justru membuat kotoran semakin menyebar tanpa disadari. Kesalahan kecil seperti menggunakan kain pel yang kotor, tidak mengganti air pembersih, atau menyapu dengan arah yang salah bisa membuat debu berputar ke udara dan kembali menempel di permukaan.
Kondisi ini membuat rumah terlihat bersih sesaat, tapi dalam hitungan jam, kotoran sudah muncul lagi. Selain itu, banyak orang fokus membersihkan area yang terlihat saja, sementara bagian tersembunyi seperti sela furnitur, ventilasi, atau filter AC sering terabaikan.
Padahal, di sanalah debu dan bakteri paling sering menumpuk dan menyebar ke seluruh ruangan.
Menurut pakar kebersihan, banyak orang yang belum tahu teknik yang tepat dalam membersihkan rumah. Dikutip infoProperti dari Good Housekeeping, berikut sejumlah kebiasaan buruk saat bebersih rumah yang masih sering dilakukan:
Pakar kebersihan dari Good Housekeeping Institute Carolyn Forte menyebut masih banyak yang membersihkan lantai kayu dengan kain pel basah. Padahal, terlalu banyak air dapat menyebabkan kayu cepat rusak hingga berubah warna.
“Hal terburuk dalam mengepel lantai kayu adalah membiarkan air menggenang di lantai. Hal ini bisa menyebabkan pertumbuhan jamur,” kata Forte.
Cara yang benar adalah menggunakan pel microfiber lembap atau kain pel dengan semprotan. Cara ini lebih efektif untuk membersihkan debu dan kotoran di lantai kayu tanpa merusaknya.
Salah satu kebiasaan yang sering dilakukan banyak orang adalah menyemprotkan langsung cairan pembersih ke cermin. Forte menilai cara ini kurang efektif karena cairan pembersih dapat menetes ke bawah dengan cepat dan ikut membawa debu yang menempel. Alhasil, kaca akan tetap kotor meski sudah dibersihkan.
Untuk membersihkan cermin tanpa menimbulkan goresan, semprotkan cairan pembersih ke kain. Setelah itu, baru membersihkan cermin dengan gerakan membentuk huruf ‘S’ dari atas ke bawah.
Ada banyak peralatan rumah tangga yang terbuat dari material stainless steel. Jika dibersihkan secara asal maka bisa muncul goresan pada perabotan tersebut.
Untuk mencegah hal itu terjadi, Forte menyarankan untuk memakai cairan pembersih khusus untuk produk stainless steel.
“Untuk menghindari goresan, gunakan pembersih yang dibuat khusus untuk membersihkan stainless steel. Pakai kain microfiber dan bersihkan perlahan,” paparnya.
Forte menyebut ada satu kesalahan yang sering dilakukan saat membersihkan jendela dan pintu kaca, yakni dibersihkan ketika cuaca sedang cerah. Ia menyarankan untuk melakukan kegiatan ini saat cuaca cenderung mendung.
“Membersihkan jendela dan pintu kaca di bawah terik matahari menyebabkan cairan akan mengering dengan cepat sebelum Anda sempat mengelapnya, sehingga meninggalkan goresan yang sulit dihilangkan,” ujarnya.
Hindari penggunaan bahan kimia keras saat membersihkan meja dapur dari batu alam, seperti penggunaan cairan pemutih. Selain itu, hindari juga penggunaan pembersih yang mengandung asam tinggi, seperti cuka atau air perasan lemon.
Sebab, meja dapur yang terbuat dari batu alam akan mudah rusak dan permukaannya dapat terkikis jika menggunakan bahan-bahan tersebut. Dianjurkan memakai cairan pembersih khusus dengan pH netral.
Itulah lima kebiasaan salah yang ternyata masih sering dilakukan banyak orang saat bersih-bersih rumah. Semoga bermanfaat!
Kebiasaan Buruk yang Sering Dilakukan saat Bersihkan Rumah
1. Membersihkan Lantai Kayu Pakai Pel Basah
2. Semprot Cairan Pembersih Langsung ke Cermin
3. Produk Stainless Steel
4. Membersihkan Jendela Saat Siang
5. Pakai Bahan Kimia Keras Saat Bersihkan Meja Dapur dari Batu Alam







