Tak Pakai Uang, Pasar Nurlela di Binjai Hadirkan Belanja Pakai Tempurung

Posted on

Suasana berbeda terlihat di area parkiran Binjai Mall selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Puluhan tenant kuliner berjajar dengan dekorasi bernuansa Melayu. Ornamen khas, tulisan Arab-Melayu, hingga pedagang yang mengenakan atribut tradisional membuat Pasar Nurlela mencuri perhatian pengunjung mall.

Pasar Nurlela digelar sejak 24 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026. Tak hanya menghadirkan kuliner, bazar ini juga mengusung konsep budaya Melayu yang dikemas dalam suasana santai dan kekinian.

Triya, salah satu tim penyelenggara, mengatakan Pasar Nurlela merupakan komunitas yang telah berjalan sekitar satu tahun dan rutin menggelar roadshow di berbagai daerah.

“Pasar Nurlela ini bisa dibilang komunitas. Sistemnya roadshow, dan di Binjai Mall ini sudah yang kedua kalinya. Sebelumnya beberapa bulan lalu juga pernah,” ujar Triya saat ditemui, Jumat (26/12/2025).

Menurutnya, momentum libur sekolah dan Nataru menjadi alasan digelarnya Pasar Nurlela kembali di Binjai. Bazar ini diharapkan menjadi alternatif tempat liburan masyarakat.

“Kebetulan ini lagi libur sekolah dan Nataru, jadi kami adakan di Binjai supaya bisa jadi salah satu pilihan tempat liburan warga,” katanya.

Pasar Nurlela mengusung tema budaya Melayu sebagai upaya pelestarian budaya lokal Sumatera.

“Kami mengusung tema Melayu karena Sumatera ini kan awalnya suku aslinya Melayu. Roadshow ini juga jadi cara kami melestarikan budaya,” jelasnya.

Sebanyak 40 tenant kuliner hadir, mulai dari kuliner Melayu, Nusantara, hingga jajanan kekinian. Uniknya, seluruh transaksi tidak menggunakan uang tunai, melainkan tempu-tempurung kelapa yang dibentuk menyerupai koin. Satu tempu setara Rp 5.000 dan digunakan sebagai alat tukar selama berbelanja.

Selain kuliner, Pasar Nurlela juga menyediakan berbagai hiburan, seperti pertunjukan tradisional, band lokal, hingga perlombaan.

“Tujuan utamanya tentu untuk memajukan UMKM, sekaligus melestarikan budaya,” tambah Triya.

Dampak positif dirasakan para pedagang. Guntur, salah satu tenant, mengaku omzet penjualannya meningkat selama mengikuti Pasar Nurlela.

“Omzet jelas naik. Apalagi ini di area mall, jadi pengunjungnya ramai. Banyak yang awalnya cuma ke mall, akhirnya mampir ke bazar,” ujarnya.

Ia menyebut pengunjung tidak hanya berasal dari Binjai. Bahkan, sejumlah pedagang yang terlibat datang dari Medan.

Sementara itu, Kia, salah satu pengunjung, mengaku senang dengan kehadiran Pasar Nurlela di masa liburan.

“Cocok jadi tempat hangout bareng teman atau keluarga. Nggak cuma kuliner, tapi ada kegiatan lain juga, jadi nggak bosan,” katanya.

Menurutnya, lokasi yang menyatu dengan area mall membuat bazar ini semakin menarik.

“Habis belanja atau nonton bioskop, kalau mau jajan tradisional atau yang viral, bisa langsung ke sini,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh Laila Syakira peserta program Maganghub Kemnaker di infocom.