Ulah Turis Jadikan Batu Jalanan Oleh-oleh Bikin Dewan Kota Bruges Murka

Posted on

Sejumlah turis yang mengunjungi Bruges, Belgia mengambil batu-batu jalanan untuk dibawa pulang menjadi oleh-oleh. Hal itu membuat Dewan Kota Bruges murka.

Dilansir infoTravel, Bruges merupakan kota tua nan mempesona yang juga tercatat sebagai situs Warisan Dunia UNESCO di Belgia. Tindakan yang dilakukan para turis tersebut tak biasa dianggap sepele, sampai-sampai membuat dewan kota bersuara.

Anggota dewan Kota Bruges atau Kota Brugge, Franky Demo sampai mengeluarkan instruksi agar wisatawan berhenti mengambil batu bulat dari jalanan kota sebagai oleh-oleh. Sebab hal itu tidak hanya merusak warisan sejarah, namun sekaligus mencerminkan kurangnya rasa hormat terhadap kota itu.

“Berjalan di Bruges berarti menginjak sejarah yang berusia berabad-abad. Kami tidak meminta apa pun selain rasa hormat. Silakan tinggalkan batu-batu ini di tempatnya,” ujar Demo, seperti dikutip dari The Brussels Times dan Time Out, Jumat (23/5/2025).

Dewan kota mencatat setidaknya 50 hingga 70 batu bulat hilang setiap bulan dari area bersejarah seperti Vismarkt, Minnewater, Grand Palace, dan Museum Grutthuse. Meski secara angka itu tampak kecil, ternyata dampaknya cukup besar.

Bukan hanya berisiko menciptakan celah yang membahayakan pejalan kaki. Namun biaya untuk perbaikan jalan pun tak murah, bisa mencapai 200 euro atau sekitar Rp 3,7 juta per meter persegi.

Adapun batu-batu di Bruges itu menyusun jalan berbatu (cobblestone). Dikutip dari Unesco, jalan berbatu di Bruges itu adalah saksi bisu perjalanan sejarah kota selama berabad-abad dan merupakan cermin sejarah panjang kota, yang dulu merupakan pusat perdagangan penting di Eropa.

Batu-batu itu adalah bagian integral dari identitas Bruges, membedakannya dari kota-kota lain.

Bruges bukan merupakan satu-satunya kota yang menghadapi ulah turis tak bertanggung jawab. Di Sardinia, Italia, pengunjung yang kedapatan membawa pulang pasir pantai bisa dikenai denda hingga 3.000 euro.

Kemudian, kota-kota seperti Amsterdam, Praha, dan Kyoto juga dibuat keki oleh wisatawan nakal atau pun berisik. Pemerintah kota-kota itu telah memperketat aturan terhadap perilaku wisatawan, mulai dari larangan alkohol di ruang publik hingga aturan berpakaian yang sopan.

Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *