Bangun rumah memang tidak murah dan memerlukan biaya yang cukup besar. Begitu juga dengan membeli rumah jadi, harganya dari tahun ke tahun semakin mahal.
Mahal atau murah membangun rumah tergantung beberapa hal seperti desain, ukuran, bahan bangunan tenaga kerja. Sering muncul pertanyaan di tengah masyarakat, lebih murah mana membeli rumah jadi atau membangun dari awal.
Arsitek Adit Yuwana memberikan penjelasan terkait perbandingan harga memilih rumah jadi atau membangun dari nol. Simak penjelasannya sampai akhir ya!!!
Apabila ingin menambah lantai ke atas, biaya renovasinya bisa setara membangun ulang rumah satu lantai. Sebab, ada rumah yang memang fondasinya tidak cocok untuk rumah bertingkat sehingga harus dibangun ulang. Jadi, saat membeli rumah kecil dan hendak ditingkatkan perhitungkan pula biaya renovasinya.
Seperti yang disebut sebelumnya, rumah yang siap huni dari tahun ke tahun harganya bisa jadi lebih mahal terutama unit yang dibeli dari pengembang.
Harga yang mahal sebenarnya mengikuti harga tanah pada saat rumah tersebut dibangun. Jadi bukan karena materialnya yang bagus atau mahal.
Saat ini sudah banyak yang membeli rumah dengan sistem KPR. Namun, KPR ini tidak bisa menutup uang muka atau down payment (DP) sehingga pembeli harus sudah menyiapkan sejumlah uang yang harus disetorkan di awal pembelian.
Kebanyakan rumah siap jadi berbentuk komplek perumahan atau kluster. Desain rumahnya dibuat sama. Ada beberapa rumah yang warnanya saja yang dibedakan. Mau tidak mau, pembeli harus menerima desain rumah yang ada di pasaran. Bukan hanya bentuknya, luasnya pun sama. Ada rumah yang mendapat lahan lebih luas, biasanya berada di hook atau pojokan. Harganya biasanya berbeda dengan unit lain yang berada di tengah.
Membeli rumah yang siap huni tentu jauh lebih praktis karena bisa langsung ditempati, mempersingkat waktu, dan tidak menghambat pekerjaan lain yang mungkin tidak bisa ditinggalkan.
Barangnya yang sudah siap tentu membantu calon pembeli mendapatkan tempat tinggal dengan cepat. Lalu, urusan lain dalam pembelian sudah ada arahannya sehingga lebih mudah dan cepat. Calon pembeli jadi minim stres dan bisa fokus pada hal yang lebih prioritas. Kamu tidak akan pusing memikirkan seputar tukang, kontraktor, atau dana-dana lainnya sehingga tidak begitu stres. Hal ini berbanding terbalik dengan membangun sendiri yang membutuhkan effort lebih besar dan tingkat stres yang lebih tinggi.
Menurut Adit membeli rumah siap huni pasti unitnya sudah tersedia. Pembeli bisa langsung tinggal di dalamnya. Pembeli jadi hemat dari segi tenaga dan waktu. Selain itu, urusan mengena IMB dan pengawasan pembangunan oleh kontraktor sudah dilakukan oleh pihak pengembang.
Beberapa rumah siap huni memiliki lingkungan yang baik, seperti terdapat keamanan, fasilitas ibadah, tetangga yang beragam, jalanan yang bagus, hingga fasilitas lainnya. Memang tidak semua rumah siap huni memiliki kelebihan ini, tetapi sebagian besar terutama yang berada di dalam komplek mendapat lingkungan yang lebih aman dan tertata.
Membeli rumah siap huni mempermudah pembeli mendapatkan tempat tinggal yang cepat tanpa perlu mengontrak. Uang yang dikeluarkan per bulan digunakan untuk mencicil rumah atau uang perawatan saja.
Saat membangun rumah sendiri, pemilik rumah sangat fleksibel. Mereka bisa menentukan desain rumah sesuai dengan luar rumah, kebutuhan, dan biaya. Saat merencanakan desain jangan lupa untuk melibatkan arsitek agar hasil pembangunan bukan hanya bagus, melainkan aman ketika sudah selesai. Bersama arsitek juga pemilik bisa mendapat rekomendasi tukang yang bagus.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Dengan membangun rumah sendiri tidak bisa disebut dapat membangun lebih murah karena semuanya tergantung pada lokasi dan harga tanah yang dibeli. Namun, alasan banyak orang membangun rumah sendiri karena untuk menyesuaikan dengan biaya mereka.
Salah satu alasan banyak orang membangun rumah sendiri adalah telah memiliki tanah sendiri yang lebih murah dan lokasinya sesuai dengan keinginan.
Pemilik rumah bisa mengetahui jalannya pembangunan dari awal hingga akhir karena mengawasi pembangunan rumah tersebut.
Pembangunan rumah secara mandiri tidak ada batasan waktu jadi bisa mengikuti kondisi ekonomi si pemiliknya. Namun, ada pula KPR yang diberikan kepada debitur yang hendak membangun rumah sendiri atau renovasi.
Perlu meluangkan waktu lebih banyak dan teliti saat membeli tanah, terutama masalah legalitas dan perizinannya. Tidak hanya itu, pemilik rumah harus meluangkan waktu dan pikiran untuk mencari kontraktor dan mengawasi tahap pembangunan.
Prosesnya lebih lama karena harus menunggu hingga rumahmu selesai dibangun. Selama pembangunan berlangsung, pemiliknya harus tinggal di rumah orang tua atau mengontrak dahulu.
Banyak kejadian konsumen ditipu oleh kontraktor nakal dan tidak bertanggung jawab. Kontraktor tersebut telah menerima uang jasa, tetapi pembangunan tidak selesai.
Ada potensi proyek pembangunan akan mangkrak karena kredibilitas kontraktor atau kesiapan dana kamu.
Itulah perbandingan antara beli rumah siap huni dan membangunnya dari 0, semoga membantu.