Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah Dek Fadh meminta pemerintah menuntaskan pemberian kompensasi kepada korban saat masa Daerah Operasi Militer (DOM). Para korban disebut belum menerima kompensasi yang dijanjikan.
Dek Fadh menghadiri peresmian Memorial Living Park Rumoh Geudong di Desa Bili, Kemukiman Aron, Kecamatan Glumpang Tiga, Pidie, Kamis (10/7/2025). Lokasi itu tidak jauh dari rumahnya.
Dalam sambutannya, Dek Fadh mengaku punya kenangan dengan Rumoh Geudong yang menjadi tempat terjadinya pelanggaran HAM berat. Dia dan teman sebayanya disebut sering dibariskan TNI di depan rumah itu.
“Ini adalah kampung saya, bagaimana kezaliman 30 tahun lalu di sini saya ikut menyaksikan,” kata Dek Fadh.
Menurutnya, masyarakat di sekeliling Rumoh Geudong merasakan operasi jaring merah, jaring hijau, darurat militer hingga darurat sipil. Dia meminta Menteri Koordinator Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra dan Wakil Menteri Hak Asasi Manusia (WamenHAM) Mugiyanto menuntaskan pemberian kompensasi untuk korban tragedi itu.
“Harapan kami berikan kompensasi kepada mereka sesuai janji pak Jokowi saat hadir ke Rumoh Geudong,” kata Dek Fadh.
“Beberapa hari lalu, kami menerima 28 perwakilan dari para korban konflik DOM, mereka menuntut kompensasi yang layak, sekian ratus orang yang diajukan namun yang dilaporkan pada kami saat itu mereka belum menerima apapun,” lanjutnya.
Dek Fadh mengajak semua pihak mensyukuri atas perdamaian yang diraih Aceh saat ini. Ia juga mengajak semua pihak untuk terus membangun Aceh dengan semangat kejujuran dan keterbukaan untuk masa depan yang lebih cerah dan sejahtera.
Sebelumnya, Memorial Living Park merupakan arena terbuka seluas 7 hektare yang mencakup masjid, kegiatan memorial, dan tempat berziarah untuk pembelajaran bagi pengunjung terhadap tragedi kelam Rumoh Geudong di masa lampau. Pembangunan arena tersebut menelan biaya Rp13,2 Miliar dimulai dari 18 Oktober 2023 hingga 31 Mei 2024.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
